ZTC. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) membenarkan pesawat Lion Air JT610 sempat ingin return to based (RTB) atau memutar kembali ke pangkalan.
"Jadi dua menit mungkin pilot merasakan ada hal yang perlu dia kembali landing, dia minta izin kepada menara pengawas (tower) untuk melakukan pendaratan kembali ke Cengkareng. Tapi kita tidak tahu apa yang terjadi di pesawat sampai dia bisa terbang ke arah timur," ujar Kepala KNKT, Soerjanto Tjahjono, di Crisis Centre Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin petang (29/10).
Meski hendak RTB, arah terbang menjauhi Cengkareng, hingga akhirnya pesawat jatuh di Tanjung Karawang.
Menurut Soerjanto, kemungkinan pilot berusaha mengendalikan pesawat ke tempat aman.
“Dalam situasi darurat di pesawat, tugas pilot paling utama adalah berusaha mengendalikan pesawatnya dulu. Itu prinsipnya. Istilahnya fly the crowd air, saya harus terbangkan pesawatnya. Mungkin karena sibuk mencoba mengendalikan pesawatnya, sehingga mau arahnya ke mana itu fine-fine saja, bukan hal yang aneh," terang Soerjanto.
Baru setelah penyesuaian, pilot akan memutuskan akan melakukan RTB atau melanjutkan perjalanan.
"Sampai pilot merasa dia sudah menguasai pesawat nanti dia akan putar balik ke arah bandara. itu situasional sekali. Artinya itu tidak hal yang aneh," tutup Soerjanto.
Pesawat Lion Air JT610 dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang hilang kontak usai take off pukul 6.20 WIB dari Bandara Soekarno-Hatta. Kepastian pesawat jenis 737 Max-8 itu jatuh setelah ditemukan puing-puingnya di peraaran Tanjung Karawang, Jawa Barat.
Pesawat membawa 178 penumpang dewasa, seorang penumpang anak-anak, dua bayi, termasuk di dalamnya pilot, co-pilot dan enam kru kabin. 
KOMENTAR ANDA