post image
KOMENTAR

Pabrik pesawat Boeing menyediakan dana sebesar 100 juta dolar AS untuk keluarga korban dua kecelakan pesawat Boeing 737 Max-8, Lion Air dan Ethiopia Airlines.

Pihak keluarga korban kecelakaan Ethiopia Airlines mengecam manuver Boeing yang menurut mereka dilakukan secara sepihak tanpa berkonsultasi lebih dahulu dengan keluarga korban.

“Ini tidak dapat diterima. Mereka (Boeing) tidak berkonsultasi lebih dahulu dengan kami. Kami baru mengetahui pagi ini,” ujar Quindos Karanja,  pensiunan guru yang kehilangan istri, anak perempuan dan tiga cucu dalam kecelakaan tanggal 10 Maret 2019 itu.

“Ini bukan niat baik,” sambungnya seperti dikutip dari Reuters.

Kecelakaan Ethiopia Airlines terjadi sekitar lima bulan setelah kecelakaan pesawat sejenis di Indonesia.

Kedua kecelakaan itu menewaskan 346 orang dan membuat Boeing memutuskan untuk menghentikan pengoperasian 737 Max-8.

“Ini seperti menambahkan garam pada luka. Mereka tidak mengkonsultasikan hal ini pada satu keluarga korbanpun,” ujar Kabau-Wanyoike, seorang pengacara yang kehilangan seorang adik laki-laki.

Keluarganya telah mencatatkan gugatan pada Boeing, dan mereka mendesak agar Boeing segera memberikan jawaban tentang aspek keamanan pesawat.

Dia juga mengatakan, sejak kabar Boeing menyediakan uang kompensasi untuk korban, kedua orangtuanya mendapatkan begitu banyak telepon dari kerabat mereka yang bertanya apakah mereka sudah menerima uang tersebut.

Reuters juga menuliskan kekhawatiran baru menyusul berita dana kompensasi dari Boeing itu. Ada keluarga korban yang khawatir dengan penculikan untuk mendapatkan tebusan.

“Boeing ingin memperlihatkan bahwa mereka memiliki nama yang baik. Tapi mereka tidak peduli dengan risiko yang kami hadapi,” ujar keluarga korban yang tak mau disebutkan namanya ini.

Pihak Boeing mengatakan, dana 100 miliar yang akan digelontorkan dalam beberapa tahun itu tidak memiliki kaitan dengan gugatan yang diajukan oleh keluarga korban.

Dalam pengumuman Boeing tidak disebutkan secara spesifik bagaimana dana itu dibagi, organisasi apa yang dilibatkan atau bagaimana kompensasi itu bisa mencapai keluarga korban.

Seorang pengacara Amerika Serikat yang mendampingi tujuh keluarga korban, Nomi Husain, mengatakan, kliennya bereaksi negatif terhadap kabar itu.

“Kata mereka: kalau mereka (Boeing) ingin membantu, apakah mereka tidak tahu kami? Tidakkah mereka punya nama-nama kami?” ujar Husain.

Seorang jurubicara Boeing yang dimintai pendapat atas keberatan keluarga korban ini mengatakan, satu-satunya hal yang bisa dia sampaikan untuk menambahkan pengumuman sebelumnya adalah bahwa dana yang disediakan itu tidak terkait dengan gugatan hukum yang diajukan sebelumnya.

“Langkah ini akan mendukung pendidikan, kesulitan hidup dan pengeluaran keluarga yang terdampak, pembangunan ekonomi di komunitas,” ujarnya masih seperti dikutip Reuters. 


Kini Garuda Indonesia Dipimpin Wamildan Tsani

Sebelumnya

Prediksi Airbus: Asia-Pasifik Butuh 19.500 Pesawat Baru Tahun 2043

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel AviaNews