Harus diakui, tidak mudah untuk menemukan keberadaan helikopter MI-17 milik TNI Angkatan Darat yang hilang sejak hari Jumat dua pekan lalu (28/6).
Berbagi upaya telah dilakukan untuk menemukan MI-17 yang hilang sejak 5 menit setelah take off dari Bandara Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
Tim pencari yang dilibatkan berkekuatan 2 SSK, dua unit heli bell 426 milik TNI AD, dan didukung satu unit penerbangan sipil. Juga didukung oleh bantuan teknologi satelit Geospatial Intelligence (Geoint) serta kamera pendeteksi panas atau infrared.
Namun sejauh ini hasil pencarian itu masih nihil. Posisi heli yang membawa 12 penumpang beserta kru itu belum jua ada titik terangnya.
Pencarian juga dipersulit oleh minimnya informasi dari masyarakat dan wilayah penyisiran yang didominasi hutan belantara.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf M. Aidi menegaskan, meski pencarian sudah 10 hari dan tidak membuahkan hasil, tim gabungan tetap fokus. Pencarian dilakukan melalui pemantauan dari udara maupun penyisiran darat.
Aidi mengatakan, pihaknya optimistis heli MI-17 beserta 12 prajurit TNI yang ikut dalam penerbangan masih bisa ditemukan.
Walaupun hingga kini masih diliputi ketidakpastian, sama sekali tidak terbersit di pikiran tim pencari untuk meminta bantuan ahli spiritual.
"Itu sudah syirik dan tidak ilmiah. Kami berpatokan pencarian harus dilakukan secara ilmiah," ujar Aidi kepada Kantor Berita RMOL.
Aidi menambahkan, sejatinya meminta pertolongan itu hanya kepada Sang Pencipta.
"Sejauh ini kita tidak pernah bahas (bantuan dari ahli spiritual). Kita pandang tidak ilmiah. Kebetulan saya juga muslim, Kekuataan kita pada Tuhan. Jangan sampai kita memberontak, kita tetap melaksanakan ikhtiar," urainya M. Aidi lagi.
Dia menambahkan, pihak keluarga penumpang dan kru heli yang seluruhnya prajurit TNI pun bisa mengikuti perkembangan pencarian dari pemberitaan.
"Kami tidak tinggal diam. Bahkan Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring, terjun langsung. Danlanud terjun langsung," demikian M. Aidi.
KOMENTAR ANDA