Negara telah menanam investasi jangka panjang sumber daya manusia dengan cara menjadikan atau mendidik Taruna Akademi TNI dan Taruna Akademi Kepolisian (Akpol).
Itu adalah investasi bangsa Indonesia sebagai sumber daya manusia yang luar biasa.
Hal tersebut dikatakan Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto saat memberikan pembekalan kepada 781 Calon Perwira Remaja (Capaja) TNI-Polri di GOR Ahmad Yani, Mabes TNI, Cilangkap Jakarta Timur, Jumat (12/7).
Ke-781 Capaja TNI dan Polri yang dilantik itu terdiri dari 259 Akademi Militer (244 putra, 15 putri), 117 Akademi Angkatan Laut (103 putra, 14 putri), 99 Akademi Angkatan Udara (90 putra, 9 putri) dan 306 Akademi Kepolisian (256 putra, 50 putri).
“Investasi sumber daya manusia jangka panjang yang ditanam oleh negara dan bangsa saat ini, harus benar-benar kita manfaatkan dan yang bersangkutan para Taruna-Taruni yang nanti akan menjadi Perwira harus benar-benar memiliki kemampuan yang unggul agar tidak tertinggal oleh negara-negara lain,” tegas Panglima.
Lebih lanjut dikatakan bahwa peperangan bukan hanya domainnya TNI saja, peperangan itu adalah domainnya TNI-Polri dan seluruh warga negara dalam wadah Bela Negara.
“Para instruktur membimbing kalian, tujuannya adalah untuk siap menghadapi tantangan masa depan,” ucapnya.
Marsekal Hadi menuturkan, TNI dan Polri lahir dari satu rahim yaitu Ibu Pertiwi yang saat itu juga sedang tertatih-tatih untuk bisa merebut kemerdekaan. “Saat itu TNI dan Polri pernah hidup dalam satu wadah yaitu Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI),” ungkapnya.
Menurutnya, pada tahun 1998 TNI dan Polri dipisahkan dan harus memisahkan fungsi Polri terlebih dahulu dengan kelahiran Undang-Undang No. 2 tahun 2002 dan Undang-Undang TNI No. 34 tahun 2004. “Apakah pisah secara total, jawabannya tidak bahwa TNI dan Polri memiliki tugas menjaga stabilitas politik dan keamanan Negara,” ujarnya.
Panglima berpesan kepada Capaja Akademi TNI dan Akpol, diantaranya:
Pertama, keterbukaan wawasan, penguasaan dan penggunaan teknologi adalah kunci di masa depan.
“Kalau kita tidak paham betul revolusi 4.0, maka sia-sialah kita menjadi Perwira Remaja dengan pangkat Letda atau Ipda. Kita hanya terbengong-bengong, kita akan ditinggalkan oleh negara-negara lain yang lebih besar yang paham betul dengan revolusi 4.0,” jelasnya.
Kedua, kita harus cepat beradaptasi dan memahami perubahan perkembangan zaman karena perubahan semakin cepat, ancaman perubahan juga semakin cepat, tugas-tugas baru akan muncul lebih cepat dalam merespon ancaman sejalan dengan apa yang sedang dibangun yaitu cyber.
Ketiga, kita harus selalu bersinergi sebagai komponen-komponen bangsa.
Di akhir pembekalannya, Panglima Hadi mengucapkan selamat bertugas kepada para perwira muda. Untuk itu, tunjukan dharma bhaktimu, kejarlah ilmu dan jangan ketinggalan.
“Saat ini kita masuk di revolusi industri 4.0 dan tidak lama lagi kita masuk di revolusi 5.0. Selamat bertugas, selamat berjuang di medan tempur yang sebenarnya,” tandasnya.
KOMENTAR ANDA