Taiwan tidak akan tunduk pada tekanan Republik Rakyat China dan akan terus berjuang agar bisa kembali menjadi anggota PBB.
Begitu ditegaskan Presiden Taiwan, Tsai Ing Wen, dalam acara yang digelar di Kantor Perwakilan Ekonomi dan Kebudayaan Taipei, di New York pekan ini. Kantor itu secara de facto merupakan perwakilan Taiwan di negeri Paman Sam.
Presiden Tsai mengatakan bahwa 23 juta orang Taiwan memiliki hak untuk menjadi bagian dari urusan internasional dan tidak boleh dihambat oleh campur tangan politik.
"Taiwan tidak akan pernah menyerah pada ancaman (dari China), sekarang atau di masa depan," kata Kantor Kepresidenan Taiwan mengutip ucapan Tsai.
"Setiap hambatan hanya akan memperkuat resolusi Taiwan untuk bergabung dengan komunitas internasional," tambahnya seperti dimuat South China Morning Post (Jumat, 12/7).
Acara tersebut dihadiri oleh 17 pejabat, yang sebagian besar adalah utusan dari negara-negara di mana Taiwan masih memiliki ikatan diplomatik, termasuk Paraguay, Belize, Nauru, dan Saint Vincent dan Grenadines.
Ini adalah kali pertama acara semacam itu digelar dan terbuka untuk media. Sebelumnya, para pemimpin Taiwan telah dilarang tampil di depan umum bila transit di Amerika Serikat. Aturan itu berlaku sejak Amerika Serikat mengalihkan kesetiaan diplomatiknya ke Beijing dari Taipei pada tahun 1979.
Tsai sendiri tiba di New York pada hari Kamis (11/7) di awal tur selama 12 hari di mana dia akan menuju ke negara-negara Karibia di Haiti, Saint Kitts dan Nevis, St. Vincent dan Grenadines, dan St Lucia.
Dia diperkirakan menghabiskan dua malam di New York serta dua malam di Denver, Colorado dalam perjalanan pulang.
KOMENTAR ANDA