Pekan lalu Dewan Keamanan Penerbangan Uni Eropa atau European Union Aviation Safety Agency (EASA) meminta Airbus untuk memeriksa superjumbo A380 tua setelah menemukan retakan di bagian luar sayap belakang.
Dalam Propossed Airworthiness Directive (PAD) yang dirilis pada 5 Juli 2019 itu disebutkan bahwa kondisi ini dapat mengganggu integritas struktur sayap dan menyebabkan ketidakamanan dalam penerbangan.
EASA dalam PAD mengatakan, pemeriksaan harus dilakukan pada 25 sayap yang diproduksi sejak tahun 2004.
Airbus telah mengkonfirmasi peringatan yang disampaikan EASA.
“Kami mengkonfirmasi bahwa retakan kecil telah ditemukan pada bagian penopang luar sayap belakang pesawat A380 yang diproduksi awal. Kami telah mengidentifikasi persoalan ini dan telah merancang skema inspeksi dan perbaikan,” sebut Airbus seperti dikutip dari AeroTime.
Airbus mengatakan, mereka mendukung keputusan EASA dan sudah berkordinasi dengan sejumlah maskapai yang menggunakan pesawat-pesawat dimaksud.
Inspeksi dan perbaikan akan dilakukan pada saat pemeriksaan besar yang sudah dijadwalkan.
Airbus juga mengatakan, keamanan penerbangan A380 tidak terdampak oleh hal ini.
AeroTime juga melaporkan respon sejumlah maskapai yang menggunakan A380 yang diduga mengalami masalah keretakan itu.
Setidaknya, enam maskapai yang menggunakan A380 awal telah dimasukkan dalam daftar pemeriksaan. Keenamnya adalah Emirates, Qantas Airways, Singapore Airlines, Air France, Lufthansa, dan Hi Fly.
Berdasarkan data pesanan Airbus sampai akhir Juni, Qantas misalnya mengoperasikan 12 unit A380. Enam di antaranya akan diperiksa dalam satu hingga dua tahun lagi.
Jurubicara maskapai mengatakan, pemeriksaan pertama akan dilakukan pada Juni 2020 dan pemeriksaan terakhir pada Mei 2021.
Dua pemeriksaan terjadwal telah dilakukan pada bulan Maret dan Juli 2019.
“Kami telah selesai melakukan inspeksi pada dua pesawat dan tidak ada persoalan dengan integritas struktur sayap,” ujar Head of Engineering Qantas, Chris Snook.
Adapun maskapai Singapore Airlines mengoperasikan 19 pesawat A380, dan empat di antaranya masuk dalam kategori yang harus diperiksa.
“Kami memahami PAD dari EASA terkait dengan pemeriksaan bagian penopang sayap belakang beberapa A380. Empat dari pesawat A380 kami membutuhkan pemeriksaan,” ujar jurubicara Singapore Airline kepada AeroTime.
Singapore Airlines menegasakan bahwa keamanan penumpang dan kru adalah prioritas utama. SQ juga akan bekerjasama secara penuh untuk memenuhi permintaan pemeriksaan itu.
Lufthansa yang mengoperasikan 14 unit A380 juga menyampaikan sikap senada. Lufthansa menyatakan siap untuk melakukan pemeriksaan dan berharap tidak ada pelarangan penerbangan.
Emirates adalah maskapai yang paling banyak menggunakan A380 sejauh ini. Setidaknya ada 111 unit A380 yang dioperasikan maskapai yang berkantor di Dubai itu. Reuters melaaporkan, EMirates telah memeriksa sembilan pesawat A380 miliknya.
Masih dikutip dari AeroTime, belum diketahui berapa dari 10 unit A380 milik Air France yang saat ini beroperasi terdampak oleh laporan EASA tersebut.
Sementara maskapai Portugis, Hi Fly, mengatakan bahwa mereka merupakan salah satu operator pertama A380. Satu-satunga A380 yang mereka miliki telah diperiksa secara “tip to tip” di instalasi Airbus di Toulouse, Prancius, bulan November lalu.
KOMENTAR ANDA