Pertempuran sengit sedang terjadi di langit Eropa, melibatkan maskapai-maskapai yang sedang berjuang untuk bisa mendapatkan penumpang sebanyak mungkin dan di saat yang sama mengurangi jejak karbon yang mereka tinggalkan di angkasa.
Perlombaan “murah-murahan” harga tiket tampaknya sungguh membuat kesal CEO Lufthansa, Carsten Spohr. Dia dilaporkan mengkritik keras maskapai-maskapai berbiaya rendah yang dengan leluasa merebut penumpang dari mereka.
Dua di antara maskapai yang dianggap merebut pasar Jerman adalah Ryanair dan easyJet. Demikian dilaporkan AeroTime.
Berbicara kepada surat kabar Swiss, NZZ am Sonntag, Spohr mengecam model bisnis penerbangan berbiaya rendah dan menyebut kebijakan harga mereka “secara ekonomis, ekologis dan politis tidak bertanggung jawab”.
Sepertinya Ryanair, easyJet dan Lufthansa mencoba menurunkan harga mereka untuk mendorong satu sama lain keluar dari Jerman. Negara ini adalah pasar penerbangan tersibuk kedua di Eropa, menurut statistik yang disediakan oleh Komisi Eropa.
Lufthansa tidak senang dengan strategi yang dipilih oleh maskapai berbiaya rendah, terutama ketika harga tiket serendah 10 euro untuk penerbangan tertentu yang berangkat dari Jerman.
Ryanair juga memotong harga Eurowings hingga setengahnya pada rute yang sama di dalam negeri. Misalnya, terbang dari Berlin-Schonefeld (SXF) ke Cologne (CGN) dengan harga serendah 12,99 euro.
Penawaran termurah di Eurowings dari Berlin-Tegel (TXL) ke Cologne (CGN) berada pada posisi 25,99 euro.
Sementara itu, easyJet menawarkan harga yang hampir sama dengan Eurowings, tiket satu arah antara TXL dan CGN akan menelan biaya sekitar 25 euro.
"Penerbangan dengan harga kurang dari 10 euro seharusnya tidak ada," kata Spohr kepada NZZ am Sonntag.
Kata-katanya dapat dibenarkan karena karena Ryanair tercatat sebagai pencemar nomor sepuluh di Uni Eropa pada tahun 2018.
Namun grup maskapai Jerman ini juga menghadapi banyak tekanan dari dua maskapai itu.
Ryanair dan easyJet memaksa tangan Lufthansa dan sebagai hasilnya, Eurowings sekarang akan mencoba bersaing dengan kedua maskapai untuk mendapatkan tempat terbaik di bawah matahari Eropa.
Eurowings menghasilkan keuntungan lebih banyak per penumpang dibandingkan dengan dua rival utamanya. Tetapi maskapai Jerman itu beroperasi di bawah model yang jauh lebih kompleks, yang Lufthansa coba ubah untuk mengurangi biaya operasional.
Transformasi meliputi pengurangan jumlah AOC, homogenisasi armada dan memperkenalkan strategi yang jauh lebih agresif dalam mendorong pendapatan tambahan, termasuk konsep katering baru. Lufthansa berharap bahwa biaya Eurowings akan turun 15 persen pada tahun 2022 dan maskapai ini akan menguntungkan pada tahun 2021.
Sementara presentasi oleh Lufthansa di Capital Markets Day 2019 memperlihatkan bahwa Eurowings adalah maskapai penerbangan terkemuka di “pangkalan inti”. Sebagai ilustrasi, menurut Fakta dan Angka Bandara Berlin, Eurowings hanyalah maskapai ketiga di Berlin-Tegel berdasarkan pangsa pasar.
Selain itu, presentasi Capital Market Day telah menyoroti masalah besar lainnya bagi Eurowings, yakni struktur penetapan harganya.
Pada tahun 2018, Eurowings mengelola hasil rata-rata 89 euro per penumpang, yang dibagi menjadi dua: 80 euro dari ongkos, 9 euro dari pendapatan tambahan.
Sebaliknya, Ryanair menerima 37 euro dari ongkos dan 17 euro dari pendapatan tambahan. easyJet menghasilkan 61 euro dari ongkos dan 16 euro dari pendapatan tambahan.
Akibatnya, kedua maskapai berbiaya rendah ini dapat tetap memotong harga tiket, karena biaya operasinya jauh lebih rendah. Di sisi lain, Eurowings masih menderita dari kompleksitas model bisnisnya, satu-satunya hal yang Lufthansa dapat lakukan untuk saat ini adalah menyebut harga murah “tidak bertanggung jawab.”
Ryanair balas mengejek kemarahan CEO Lufthansa dengan sebuah banner webnya yang mengataka, “Anda akan menemukan penerbangan murah dengan harga yang tidak bisa ditawarkan Lufthansa.”
KOMENTAR ANDA