Masih ada banyak pertanyaan yang mengiringi pendaratan misi Apollo 11 di Bulan pada 20 Juli setengah abad yang lalu.
Pertanyaan yang paling populer rasanya adalah: apakah pendaratan itu benar-benar terjadi? Apakah ini bukan propaganda semata untuk menunjukkan pada dunia, pada Uni Soviet, bahwa Amerika Serikat memenangkan Space Race?
Ada banyak cara untuk menjawab pertanyaan yang ini. Baik jawaban yang bisa memuaskan pihak-pihak yang percaya bahwa pendaratan itu memang terjadi, juga jawaban yang dapat memuaskan pihak-pihak yang percaya bahwa itu adalah hoax Perang Dingin semata.
Pertanyaan berikutnya, yang barangkali dianggap kurang penting, tetapi sesungguhnya cukup menarik untuk ditelisik adalah: bagaimana NASA memutuskan Neil Armstrong yang pertama kali keluar dari modul Eagle yang mendarat di Bulan? Apa yang terjadi dalam modul itu sebelum Pintu palka terbuka dan Neil mengambil “satu langkah kecil” atau “one small step” yang paling terkenal itu?
Ada tiga astronot yang ikut dalam misi ke-11 Apollo. Ketiganya adalah Neil Armstrong yang ditunjuk sebagai komandan misi, lalu Buzz Aldrin yang bertugas sebagai pengendali Modul Bulan, sang Eagle, dan Michael Collins yang ditugaskan sebagai pengendali Modul Komando, wahana berbentuk kapsul yang akan membawa ketiganya kembali ke Bumi.
Dari ketiga astronot itu hanya Armstrong dan Aldrin yang turun ke Bulan menggunakan modul Eagle. Adapun Collins, karena tugasnya bertahan di orbit Bumi, menunggu kedua temannya kembali.
Buzz Aldrin pernah menulis soal ini 5 tahun lalu, dalam peringatan ke-45 misi Apollo 11.
Dalam tulisannya itu, Aldrin menjelaskaan semacam keunikan yang berlaku di NASA untuk menentukan siapa yang akan keluar dan melakukan perjalanan di angkasa pertama kali.
Biasanya, dalam misi-misi sebelum Apollo 11, kesempatan pertama diberikan kepada astronot yang lebih junior dalam hal posisi.
Bila menggunakan kebiasaan itu, maka dalam kasus pendaratan modul Eagle di Bulan adalah Aldrin yang harus keluar pertama kali. Sementara Armstrong semestinya mendapat kesempatan berikut demi keselamatan dan agar bisa mengambil langkah emergency bila hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
Tetapi, sambungnya, banyak juga yang berpandangan bahwa harusnya astronot senior yang turun pertama kali untuk mengambil tanggung jawab.
Sementara, catatan Kantor Sejarah NASA pada artikel berjudul "Choosing the First Man on the Moon" disebutkan bahwa awalnya Aldrin yang direncanakan menjadi orang pertama yang menginjakkan kaki di permukaan Bulan.
Tetapi disain modul Eagle membuat hal itu sulit dilakukan karena tutup yang terbuka ada di sisi yang berlawanan dengan posisi duduk Aldrin.
Bila Aldrin mau keluar lebih dahulu, dia harus melangkahi Armstrong. Bayangkan, dengan pakaian ruang angkasanya yang seperti itu, tebal dan berat, dia masih harus melangkahi astronot lain yang juga mengenakan pakaian sangat tebal. Belum lagi, ruangan palka tidak begitu luas.
Sebelum mereka berangkat menuju Bulan, soal siapa yang harus keluar lebih dahulu sudah sempat disimulasikan. Ketika Aldrin diberi kesempatan untuk melangkahi Arsmtrong agar bisa keluar, simulator modul Bulan atau Eagle rusak.
Donald "Deke" Slayton yang merupakan salah seorang astronot dalam proyek Mercury 7 dan saat itu adalah direktur operasi kru, mengatakan, memberikan kesempatan kepada Arsmtrong untuk keluar pertama kali adalah sebuah perubahan protokol yang mendasar.
“Saya kira komandan harus menjadi orang pertama yang keluar,”
Armstrong meninggal dunia di tahun 2012.
Dalam sebuah film dokumenter mengenai dirinya Direktur Penerbangan NASA saat itu, Chris Kraft, mengatakan, Armstrong dipilih sebagai orang pertama yang keluar dari modul Eagle lebih karena kepribadiannya.
Kira-kira, Armstrong yang mantan tentara Angkatan Laut AS itu memiliki kepribadian yang baik, rendah hati, dan kemudian terbukti tidak mabuk popularitas karena sejarah menempatkan dia menjadi manusia pertama yang menginjakkan kaki di bulan.
KOMENTAR ANDA