Iran mengklaim telah menangkap 17 orang mata-mata yang bekerja untuk badan intelijen Amerika Serikat, CIA. Beberapa di antara mereka bahkan telah dijatuhi hukuman mati.
"Badan-badan keamanan berhasil membongkar jaringan mata-mata (CIA)," kata kepala kontra-intelijen di Kementerian Intelijen Iran, yang identitasnya tidak diungkapkan, seperti dimuat Al Jazeera (Senin, 22/7).
"Mereka yang dengan sengaja mengkhianati negara itu diserahkan ke pengadilan," jelasnya.
"Beberapa dijatuhi hukuman mati dan beberapa lainnya dipenjara lama," sambungnya.
Pejabat intelijen itu juga mengklaim bahwa tidak satu pun dari 17 mata-mata itu berhasil melaksanakan misi sabotase mereka.
Menurutnya, misi mereka termasuk mengumpulkan informasi di fasilitas tempat mereka bekerja, melakukan kegiatan teknis dan intelijen serta mentransfer dan memasang perangkat pemantauan.
Namun klaim tersebut dibantah oleh Amerika Serikat.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut klaim tersebut benar-benar salah.
"Laporan Iran yang menangkap mata-mata CIA benar-benar salah," tulis Trump di akun Twitternya (Senin, 22/7).
"Nol kebenaran. Hanya lebih banyak kebohongan dan propaganda (seperti tembakan pesawat tak berawak) yang dikeluarkan oleh rezim agama yang buruk gagal dan tidak tahu harus berbuat apa," tambahnya.
Klaim itu sendiri muncul di tengah ketegangan yang meningkat antara Iran dan Amerika Serikat pasca keputusan Washington untuk keluar dari kesepakatan nuklir 2015 dan menerapkan kembali sanksi ekonomi pada Iran.
KOMENTAR ANDA