Lembaga pemeringkat Fitch Ratings dan Moody’s menurunkan peringkat Boeing Co dari “stable” menjadid “negative”.
Dalam pengumuman yang disampaikan hari Senin (22/7) disebutkan bahwa koreksi atas peringkat itu dilakukan terkait persoalan pelik yang tengah dihadapi Boeing berupa pelarangan terbang untuk pesawat 737 Max.
Sejak pengandangan 737 Max, Boeing menderita kerugian setidaknya 5 miliar dolar AS.
Di sisi lain, kedua lembaga pemeringkat mempertahankan peringkat kredit investasi untuk utang Boeing, mengingat likuiditas perusahaan, fleksibilitas keuangan, dan posisi dominan di pasar.
Fitch memberikan peringkat 'A' / 'F1' pada utang Boeing, sementara Moody's memberikan peringkat 'A2'. Demikian dikutip dari Reuters.
Boeing menghadapi salah satu krisis terburuk dalam sejarahnya karena pesawat jet yang paling cepat terjual telah dilarang terbang sejak Maret setelah kecelakaan di Ethiopia dan Indonesia yang menewaskan total 346 orang.
Fitch mengatakan program MAX akan tetap menjadi perhatian sektor penerbangan pada tahun 2020, dan mengharapkan situasi akan membaik setelah 737 Max diizinkan kembali mengudara.
Revisi prospek juga didasarkan pada tantangan untuk mengembalikan pesawat yang diparkir ke layanan, memberikan pesawat pasca produksi yang disimpan dan pembiayaan yang diperlukan untuk membangun modal kerja, kata Fitch.
Sejauh ini Boeing tidak menanggapi koreksi peringkat itu.
Moody's mengatakan pelarangan terbang 737 Max akan berjalan lebih lama dari yang diharapkan, yang akan menambah gangguan operasional, biaya dan ukuran investasi dalam modal kerja.
Pada 31 Maret, utang Boeing mencapai 14,7 miiar dolar AS menurut data Refinitiv, dan Fitch memperkirakan bahwa utang konsolidasi untuk perusahaan akan naik hampir 10 miliar dolar AS menjadi hampir 24 miliar dolar AS pada 2019.
KOMENTAR ANDA