Untuk membantu pemerintah menumbuhkan industri pariwisata nasional, Angkasa Pura II memperkenalkan konsep General Aviation.
Secara terminologi General Aviation memiliki arti pemanfaatan bandara-bandara untuk keperluan apapun yang berkaitan dengan sektor kedirgantaraan, kecuali militer.
Demikian dikatakan President Director AP II Muhammad Awaluddin ketika berbicara dalam Seminar General Aviation for Tourism: Jurus Jitu General Aviation Mendukung Pariwisata Indonesia, di éL Royale Hotel & Resort Banyuwangi, Jumat (26/7).
Kegiatan itu juga dihadiri Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
“Presiden Jokowi sendiri telah mencanangkan industri pariwisata sebagai core economy baru negara ini, dengan bantuan dari sektor lain. Untuk itu kami ingin menjadikan Bandara Banyuwangi sebagi pilot project General Aviation ini,” ujar Awaluddin.
Jika diterjemahkan, General Aviation adalah layanan penerbangan umum yang mencakup berbagai jenis aktivitas komersial dan non-komersial, termasuk penerbangan pribadi, pelatihan penerbangan, ambulan udara, pemadaman kebakaran udara, penyewaan udara, penerbangan terpencil, dan gliding.
Jenis pesawat yang digunakan dalam General Aviation meliputi pesawat eksperimen, pesawat sport ringan, dan jet sangat ringan yang tidak digunakan oleh maskapai penerbangan.
Director of Engineering & Operation AP II Djoko Murjatmodjo menambahkan, perusahaannya sangat siap menjadikan General Aviation sebagai daya tarik baru wisatawan.
“Selain Banyuwangi, ada beberapa bandara yang dikelola AP II sangat cocok untuk digunakan untukGeneral Aviation. Seperti di Silangit, kalau ada wisatawan yang punya waktu pendek tapi mau melihat keindahan Danau Toba dan Pulau Samosir, bisa terbang dengan pesawat kecil kesana lalu kembali lagi ke bandara,” ujar Djoko.
Bandara Tanjung Pinang, Aceh, dan Nias pun demikian. Adanya permintaan seperti ini yang mendorong kami meningkatkan utilisasi bandara untuk mendukung pariwisata” sambungnya Djoko.
Dalam dua tahun terakhir, AP II menurutnya sudah menanamkan investasi Rp250 miliar untuk meningkatkan kapasitas runway demi bisa melayani penerbangan pesawat berbadan besar. Dalam waktu dekat, perseroan akan menambah investasi Rp300 miliar untuk pengembangan terminal.
“Kami ingin Banyuwangi ini jadi bandara khusus untuk wisata. Rencana itu akan lebih lengkap kalau ada daya tarik wisata dari General Aviation,” demikian Djoko.
KOMENTAR ANDA