Upaya hukum yang ditempuh British Airways untuk menghentikan rencana mogok kerja asosiasi pilot kembali menemui kegagalan.
British Airways menggugat serikat pilot maskapai itu, British Airline Pilots’ Association (BALPA), karena sebagian besar anggotanya setuju untuk mogok kerja sebagai respon atas gaji yang dinilai kecil.
Pemogokan kerja akan dilakukan di musim panas ini, di saat jumlah penumpang berada pada posisi yang signifikan.
Setidaknya, 93 persen pilot anggota BALPA setuju dengan rencana itu. Negosiasi dengan maskapai untuk menaikkan gaji dinilai buntu. Pemungutan suara dilakukan pada tanggal 22 Juli lalu.
Tetapi apa daya, gugatan yang diajukan British Airways juga berujung pada kekalahan.
Sekjen BALPA, Brian Strutton, mengatakan pihaknya gembira dengan keputusan itu. Namun ia juga menyayangkan waktu yang terbuang karena gugatan hukum ini.
“BA seharusnya dapat menggunakan waktu untuk kembali ke meja perundingan daripada berusaha, dan gagal, menempuh jalur hukum,” ujarnya seperti kutip dari AeroTime.
Setelah kegagalan pertama itu, sepekan kemudian, pada tanggal 30 Juli, BA mengajukan banding dengan alasan pemungutan suara untuk mogok itu tidak dilakukan dengan benar.
Kali ini pun maskapai kalah.
“Upaya BA mengalahkan proses dan pandangan demokratis pilot mereka di pengadilan daripada bernegosiasi dengan kami di meja perundingan, menyedihkan karena membuang waktu dan uang yang dapat digunakan untuk mencari solusi damai. Sekarang, jendela untuk negosiasi dan kompromi menutup dengan cepat,” ujar Sekjen BALPA lagi.
Pilot British Airways menolak kenaikan gaji sebesar 11 persen selama tiga tahun yang menurut perusahaan sudah cukup adil dan masuk akal.
BALPA mengatakan, para pilot berhak mendapatkan kenaikan yang lebih tinggi karena keuntungan yang begitu besar.
BALPA juga meminta skema bagi untung dan program insentif.
Saat ini British Airways mempekerjakan 3.900 kru penerbangan.
Dalam persidangan, British Airways mengatakan, pihaknya akan menderita kerugian 49 juta dolar AS per hari bila mogok tetap dilakukan.
KOMENTAR ANDA