post image
Khalifa Haftar
KOMENTAR

Setidaknya 40 orang dilaporkan tewas dan belasan lainnya luka-luka usai serangan udara yang diduga dilakukan oleh Khalifa Haftar yang menargetkan sebuah upacara pernikahan di kota Murzuq, Minggu (4/8).

Diberitakan Al Jazeera, pasukan Haftar kembali melakukan serangan setelah Sabtu (3/8) lalu, Pemerintah Libya yang diakui oleh PBB menjatuhkan drone yang dimiliki pasukan Haftar.

Setelah mengudeta Muammar Gaddafi, Khalifa Haftar yang merupakan seorang jenderal militer itu menolak menyerahkan kekuasaan pada akhir masa jabatannya. Akibatnya, perang saudara kembai terjadi.

Sejak 4 April lalu atau tepatnya setelah Haftar merebut kendali Libya Barat, dilaporkan hampir 1.100 orang tewas.

Sebelumnya, delegasi PBB Ghassan Salame telah mengusulkan untuk melakukan gencatan senjata selama musim Idul Adha yang dimulai sekitar tanggal 11 Agustus dan menyerukan membuat sebuah dialog baru antara Perdana Menteri Libya, Fayez al-Sarraj dan Haftar.

Hal ini pun didukung oleh Presiden Perancis, Emmanuel Macron ketika melakukan pertemuan dengan pemimpin Mesir, Abdel Fattah el-Sisi. Perancis memang sedang berusaha menjadi mediator untuk krisis di Libya lantaran takut akan berpengaruh terhadap kestidaktabilan di wilayah Sahel, Afrika.

Wilayah Sahel sendiri menjadi wilayah yang penting bagi Perancis karena menjadi wilayah untuk beberapa operasinya melawan terorisme dan pemberontakan. Sedangkan Mesir yang merupakan pendukung utama Haftar juga cukup memberikan 'kepeduliannya' terhadap konflik tersebut karena perbatasan kedua negara yang dekat.


TNI AU Pesan Empat Helikopter Airbus H145

Sebelumnya

Khawatir Agresi Tiongkok, Taiwan Percepat Pengadaan Ribuan Rudal Stinger

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Military