post image
Perdana Menteri Scott Morrison dan Presiden Donald Trump di arena KTT G20 Osaka, Jepang.
KOMENTAR

Australia dengan tegas menolak dijadikan tempat penyimpanan rudal-rudal Amerika Serikat.

Penolakan itu disampaikan hari Senin (5/8) setelah Perdana Menteri Australlia Scott Morrison bertemu dengan Menteri Pertahanan AS Mark Esper dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo di Sydney, Minggu (4/8).

AS sebelumnya memang berencana untuk menempatkan rudal jarak menengah di wilayah Asia sebagai sebuah upaya konfrontasi terhadap China. Rencana penempatan rudal AS di Australia sendiri merupakan usulan unit Korps Marinir AS yang secara teratur berpatroli melewati Darwin.

Mereka pun berspekulasi kalau AS bisa menempatkan rudalnya di Australia. Terutama setelah AS mengundurkan diri dari perjanjian nuklir (INF) dengan Rusia, Jumat (1/8).

Sayangnya, rencana AS tersebut mendapatkan penolakan dari Australia, walaupun kedua negara sudah memiliki perjanjian keamanan. Pasalnya, Australia merupakan mitra dagang utama China.

"Anda (Australia) bisa menjual 'jiwa' Anda untuk segundukan kedelai, atau Anda bisa melindungi orang-orang Anda," ujar Pompeo.

Pompeo juga memperingatkan para pembuat kebijakan Australia tentang risiko bila menutup mata terhadap pelanggaran yang dilakukan AS terkait perdagangan dengan China.

Rencana ini bisa dibilang akan semakin memperkuat gesekan antara AS dan Australia. Sekaligus dilema bagi Australia.

Karena, selain memiliki ketergantungan secara ekonomi dengan AS, Australia juga masih bergantung soal keamanan kepada AS.

Di sisi lain, AS masih bisa menempatkan rudal-rudal di wilayah Pasifik. Menurut sejumlah ahli, lokasi yang paling mungkin untuk menempatkan fasilitas militer AS adalah di Pulau Guam.


Inilah J-35A China yang akan Imbangi Kekuatan Udara Amerika

Sebelumnya

Marinir Indonesia dan AS Gelar Latihan Keris 2024

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Military