Korea Utara kembali menembakkan dua proyektil yang tidak teridentifikasi dari provinsi Hwanghae Selatan ke laut pada hari Selasa pagi (6/8) waktu setempat.
Langkah itu dilakukan tidak lama setelah Korea Selatan dan Amerika Serikat memulai lagi latihan militer gabungan di wilayah semenanjung Korea.
Seorang Jurubicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara yang tidak disebutkan namanya, seperti dimuat kantor berita KCNA mengatakan bahwa latihan gabungan Amerika Serikat dan Korea Selatan adalah pelanggaran mencolok dari upaya untuk mencapai perdamaian di semenanjung Korea.
Hal itu juga mencerminkan kurangnya kemauan politik untuk meningkatkan hubungan.
"Terlepas dari peringatan yang berulang kali kami lakukan, Amerika Serikat dan Korea Selatan akhirnya memulai latihan militer bersama yang menargetkan Korea Utara," kata jurubicara kementerian luar negeri itu, sebagaimana dikutip ulang Channel News Asia.
"Ini adalah penyangkalan yang tidak disembunyikan dan pelanggaran mencolok dari Pernyataan Bersama Korea Utara-Amerika Serikat 12 Juni, Deklarasi Panmunjom dan Deklarasi Bersama Pyongyang September, yang semuanya merupakan perjanjian untuk membangun hubungan baru Korea Utara dan Amerika Serikat dan membangun rezim perdamaian yang stabil dan langgeng di semenanjung Korea," tambahnya.
Meski begitu, dia menekankan bahwa Korea Utara tetap tidak berubah dalam komitmennya untuk menyelesaikan masalah melalui dialog.
Tetapi, Korea Utara akan dipaksa untuk mencari jalan baru seperti jika Korea Selatan dan Amerika Serikat terus melanjutkan langkah-langkah militer yang bermusuhan.
"Pemerintah AS dan Korea Selatan secara lahiriah terus berbicara tentang dialog," kata jurubicara itu.
"Tapi ketika mereka duduk, mereka menajamkan pedang untuk melukai kami,” sambungnya.
KOMENTAR ANDA