post image
KOMENTAR

Penasihat Kebijakan Kementerian Perekonomian Lie Che Wee memandang, saat ini, dimana kondisi tiket pesawat mahal merupakan kondisi yang normal dalam bisnis penerbangan.

Hal tersebut disampaikan Lin Che Wei dalam seminar “Polemik Harga Tiket Pesawat Dalam Perspektif Hukum, Bisnis dan Investasi” di Hotel Sari Pan Pacific, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (9/8).

Ia mengatakan, pernah terjadi di Indonesia dimana para maskapai berlomba untuk saling memberikan tarif murah, yang berefek pada meningkatnya jumlah traveller hingga 80-90 juta orang.

Namun, kata Lin Che Wei, karena kompetisi yang berlebih untuk mendapatkan market share, beberapa maskapai tidak mengcover alokasi biaya lain.

Bahkan, lanjutnya, karena saking murahnya, peran Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dipertanyakan saat itu. "Pada waktu itu KPPU tidak pernah ribut, saya tanya sama Pak Darmin (Menko Perekonomian saat itu, Pak tenang saja mereka (KPPU) Pak?" ungkapnya.

Menurut  Lin Che Wei, saat itu, KPPU justru memiliki pandangan yang salah, seharusnya, saat tarif pesawat sedang sangat murah KPPU seharusnya mengawasi maskapai yang bertarif murah.

"Jadi ini ada tracking ordernya, menurut saya pada waktu dahulu lembaga kompetisi harus step in, dengan mengatakan kamu predator invising, sehingga bus mati, kereta api, enggak mengeluh? karena rakyatnya kesenengan," tegasnya.

Oleh karenanya, tegas Lin Che Wei, kondisi murahnya biaya maskapai saat itu bisa dikatakan tidak normal. Tapi masyarakat sudah terlanjur menikmati harga murah, padahal biaya perawatan dan suku cadang terus meningkat.

"Jadi buat saya sebagai pengambil kebijakan, mana yang sebenarnya normal? era yang dahulu apa era yang sekarang? kalau saya melihat dari sudut pandangan ekonomi era yang sekarang yang sebenarnya yang normal. yang dahulu itu yang abnormal," tegasnya.

Dengan ini, Lin Che Wei menegaskan, masyarakat harus mengubah paradigma, dimana pemerintah saat ini bukanlah untuk berupaya menurunkan harga tiket mahal, namun melainkan untuk mendekati harga tarif penerbangan maskapai ke titik yang normal.

"Jadi kalau kita mengatakan polemik harga tiket pesawat naik, menurut saya judulnya harus diubah, polemik harga tiket kembali ke normal," jelasnya.

"Kalau kita lihat seperti itu, polemik harga tiket kembali ke normal, ayo kita use new paradigm. Dan bangsa ini mempunyai semangat untuk benar-benar menata ini secara baik," katanya.

Lin Che Wei optimis hal ini bukanlah ancaman, melainkan peluang Indonesia untuk menata transportasi khususnya industri penerbangan.


Kini Garuda Indonesia Dipimpin Wamildan Tsani

Sebelumnya

Prediksi Airbus: Asia-Pasifik Butuh 19.500 Pesawat Baru Tahun 2043

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel AviaNews