Angkatan Udara Jerman, Bundeswehr, memutuskan untuk mengandangkan semua helikopter tempur buatan Airbus, Tiger, yang mereka miliki.
Pengandangan itu dilakukan menyusul informasi dari Airbus Helicopter mengenai sejumlah kerusakan yang bisa mengancam operasional helikopter.
Menurut Airbus, seperti diberitakan Der Spiegel, bagian bolt titanium pada kontrol utama rotor memiliki kelemahan yang tidak biasa dan dapat pecah sewaktu-waktu dalam penerbangan.
Kerusakan itu berpotensi menimbulkan kecelakaan.
Selain Tiger buatan Airbus, persoalan yang sama juga ditemukan di helikopter NH90 dan EC135 yang dioperasikan Angkatan Udara. Namun, karena kerusakan tidak di bagian yang sangat penting dan fundamental, Bundeswehr merasa tidak perlu menghentikan penggunaan helikopter-helikopter dari kedua jenis itu.
AeroTime mencatat bahwa beberapa waktu belakangan ini Bundeswehr mengalami persoalan dengan helikopeter-helikopter yang mereka operasikan.
Dalam laporan terakhir terkait sistem persenjataan Bundeswehr, Kementerian Pertahanan mengatakan hanya sekitar 11 dari 53 unit Tiger yang mereka punya yang dapat beroperasi sepanjang 2018.
Pada 16 Juli 2017, sebuah Tiger milik Jerman mengalami kecelakaan fatal di Gao, ketika berpartisipasi dalam operasi yang diselenggarakan United Nations Multidimensional Integrated Stabilization Mission di Mali (MINUSMA).
Hasil investigasi yang diumumkan Bundeswehr di akhir 2018 menyebutkan bahwa kecelakaan terjadi karena kekeliruan yang dilakukan tiga teknisi Airbus Helicopter ketika merawat rotor utama.
Pihak pembuat Tiger setuju dengan kesimpulan investigasi itu.
Disebutkan pula oleh AeroTime bahwa Jerman bukan satu-satunya negara yang mengalami persoalan dengan armada helikopter Tiger.
Di bulan Juli lalu, Kementerian Pertahanan Australia mengajukan permintaan 29 helikopter penyerbu baru kepada Airbus untuk mengganti 22 unit Tiger yang mereka operasikan.
KOMENTAR ANDA