Bandara Hong Kong telah membatalkan seluruh penerbangan, baik keberangkatan maupun kedatangan pada hari Senin (12/8).
Pembatalan penerbangan terjadi lantaran ribuan pengunjuk rasa pro demokrasi menduduki di bandara internasional tersebut.
Padahal Bandara Hong Kong merupakan salah satu yang tersibuk di dunia. Setiap hari bandara menangani 1.100 penerbangan ke lebih dari 200 destinasi. Akibat pembatalan seluruh penerbangan, banyak orang yang merasa keberatan.
"Benar-benar merepotkan. Saya tidak mengira akan mencapai skala sebesar ini," ujar seorang mahasiswa, Meagan Scantlebury seperti dikutip CNN.
Scantlebury dan saudaranya berencana melanjutkan pendidikan ke Inggris dan Australia dan akan pergi pada hari ini.
Beberapa negara seperti AS, Australia, Inggris, Irlandia, Jepang, dan Singapura sebelumnya telah memberikan “travel warning” bagi warganya yang akan melakukan perjalanan ke Hong Kong.
Dampaknya, sejak 16 Juni hingga 13 Juli, pemesanan penerbangan ke Hong Kong dari Asia jatuh 5,4 persen dari tahun sebelumnya.
Saat ini, ribuan pengunjuk rasa dengan pakaian serba hitam duduk di bandara, sementara ratusan di antaranya melakukan aksi. Sebelumnya, sebanyak kurang lebih 5.000 orang telah “menginap” di bandara.
Unjuk rasa hari ini dipicu oleh tindak kekerasan yang dilakukan oleh polisi, yang menembakkan gas air mata di dalam stasiun kereta sehari sebelumnya.
Demonstrasi di Hong Kong dipicu pembahasan RUU Ekstradisi, yang membuka peluang pelaku kejahatan di Hong Kong dieksekusi di China.
Pembahasan RUU Ekstradisi sudah dibatalkan. Kini pengunjuk rasa menuntut pemimpin Hong Kong, Carrie Lam mengundurkan diri.
KOMENTAR ANDA