post image
KOMENTAR

Batam Aero Technic (BAT) dan Garuda Maintenance Facility AeroAsia (GMF) sepakat untuk menjalin kerjasama pengembangan dalam rangka sinergi menuju industri aviasi Indonesia yang maju.

Penandatanganan kerjasama dilakukan Direktur Utama BAT I Nyoman Rai Pering Santaya dan Plt. Direktur Utama GMF Tazar Marta Kurniawan di hanggar BAT di Bandar Udara Internasional Hang Nadim Batam, Kepulauan Riau, Rabu (14/8).

Proses penandatanganan itu disaksikan Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Gubernur Kepulauan Riau Isdianto, Pendiri Lion Air Group Rusdi Kirana, Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Ari Askhara, dan Presiden Direktur Lion Air Group, Edward Sirait.

Selain itu juga dilakukan penandatanganan prasasti dan peletakkan batu pertama pembangunan hanggar tahap III dan hanggar joint venture yang dilakukan Menko Perekonomian Darmin Nasution.

Sementara penandatanganan prasasti fasilitas bengkel perbaikan komponen pesawat diwakili Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

BAT bersama GMF berencana membangun delapan unit hanggar yang dapat menampung 24 pesawat Boeing 737 dan Airbus 320. Kesemua hanggar ini diharapkan dapat meningkatkan serapan perawatan pesawat baik dalam dan luar negeri, serta meminimalisir jumlah pekerjaan yang dikirim ke luar negeri.

Sejalan dengan sinergi untuk mendukung industri aviasi tanah air, BAT dan GMF bersama mitra pabrikan ban pesawat juga menandatangani kesepahaman pembangunan pabrik dan vulkanisir ban pesawat (tire retread).

Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan penyerapan karet dalam negeri, mendorong efisiensi maskapai, serta meningkatkan devisa negara.

“BAT dengan bangga melakukan pengembangan usaha bersama GMF dengan tujuan sinergi mendukung bidang aviasi. Iklim usaha yang diciptakan oleh pemerintah sangat mendukung pertumbuhan dan pengembangan di Indonesia,” ujar Direktur Utama Batam Aero Technic, I Nyoman Rai Pering Santaya.

“Sebagai pelaku usaha dibidang industri penerbangan khususnya jasa angkutan udara sangat merasakan bantuan dan dukungan dari pemerintah dalam rangka pengembangan dan pertumbuhan bidang usaha industri penerbangan,” sambungnya.

Sementara Plt. Direktur Utama GMF Tazar Marta Kurniawan menyatakan pihaknya menyambut baik sinergi bersama BAT dalam rangka memperluas jangkauan GMF di pasar Asia. Batam, menurutnya, adalah wilayah strategis untuk menjadi hub (penghubung).

“Untuk mengoptimalkan Aksi Akselerasi perusahaan, GMF senantiasa menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, seperti OEM, manufacturer & MRO. Saat ini GMF bekerjasama dgn BAT untuk meningkatkan serapan pesawat domestik dan internasional, serta menambah diversifikasi bisnis GMF,” kata Tazar.
 
Lebih lanjut Tazar menambahkan melalui kerjasama ini akan ada konsolidasi antara GMF dan BAT untuk melakukan pemilahan kapasitas dan kapabilitas antara GMF dan BAT untuk menghindari adanya double investment pada sektor perawatan pesawat.

Kerjasama ini diharapkan mampu mendorong ke dua belah pihak untuk terus meningkatkan utilisasi dan optimalisasi dari kapabilitas yang dimiliki saat ini sembari meningkatkannya seiring berjalannya waktu. Sehingga dalam 10 tahun ke depan, diharapkan dapat terwujud perawatan pesawat yang terintegrasi agar dapat menekan angka outsource pekerjaan ke luar negeri hingga hanya 10 persen saja.

“Sinergitas pekerjaan mesin (engine), komponen (component) dan bagian roda pendaratan (landing gear) akan mendorong perawatan pesawat yang semakin efisien dan membangun industri MRO Indonesia yang berdaya saing di kancah global,” tambah Tazar.


Kini Garuda Indonesia Dipimpin Wamildan Tsani

Sebelumnya

Prediksi Airbus: Asia-Pasifik Butuh 19.500 Pesawat Baru Tahun 2043

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel AviaNews