Maskapai Thai Airways International tengah berjuang untuk meningkatkan pendapatan dan meminimalisir biaya dengan menerapkan beberapa rencana strategis. Uniknya, perencanaan strategis ini dilakukan dengan meminta saran dari para penumpangnya.
Dilaporkan oleh Simple Flying, Rabu (21/8), sebagai maskapai penerbangan layanan penuh, Thai Airways tengah dilanda persoalan tekanan biaya dan pendapatan yang juga dirasakan oleh maskapai premium lainnya di seluruh dunia.
Hal ini dikonfirmasi oleh Presiden Thai Airways, Sumeth Damrongchaitham yang mengatakan bahwa tidak ada satu hari pun tanpa masalah di maskapai penerbangan nasional Thailand ini.
Maskapai yang dapat menawarkan produk dengan harga kompetitif ini telah kehilangan 26,2 juta dolar AS pada kuartal pertama tahun ini dan 22,4 juta dolar AS di kuartal kedua.
Diketahui, pengurangan pendapatan dikarenakan beberapa tekanan eksternal seperti persaingan maskapai, penguatan bath, penutupan wilayah udara Pakistan, hingga adanya sengketa dagang antara AS dan China.
Ada enam fokus rencana strategis Thai Airways, diantaranya adalah strategi pengendalian biaya, pengurangan pemborosan belanja, membuat penerbangan baru ke Jepang, peningkatan pendapatan melalui platform digital yang akan diluncurkan pada Oktober 2019, peningkatan penjualan seluruh produk, dan pemotongan gaji.
KOMENTAR ANDA