post image
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

Sebentar lagi, bila tak ada kendala, TNI AU akan diperkuat dengan inventori “smart bomb” alias bom pintar”.

Meski sudah mengoperasikan puluhan jet tempur generasi modern, garda udara Nusantara memang masih terbatas dalam kepemilikan munisi berpemandu presisi atau PGM (precision guided munition).

Untuk menyikat sasaran darat, PGM yang dimiliki TNI AU sejauh ini masih berupa rudal udara ke permukaan AGM-65G/K Maverick. Selebihnya jet-jet tempur yang ada masih mengandalkan roket tak berpenuntun (unguided rockets) ataupun bom-bom konvensional untuk menghancurkan target darat.

Dikabarkan Smart bomb yang akan mengisi inventori TNI AU adalah jenis JDAM (Joint Direct Attack Munition). Pada prinsipnya, JDAM adalah keluarga bom konvensional standar AS (dan NATO) yang dipasangi kit pemandu terintegrasi “inertial guidance system” dan GPS (global positioning system).

Diketahui, kit-kit itu bisa langsung dipasang pada bom-bom jenis Mk.82 berbobot 500 lbs (225 kg), Mk.83 berbobot 1.000 lbs (450 kg) dan Mk.84 berbobot 2.000 lbs (900 kg). Sesudah dipasangi kit-kit JDAM, kodenya bom berganti menjadi GBU-38 (dari bom Mk.82), GBU-32 (dari bom Mk.83) dan GBU-31 (dari bom Mk.84).

Smart bomb jenis JDAM ini sangat akurat dalam perkenaan target. Tingkat meleset (circular error of probability) yang sangat kecil.

Bukaan hanya soal akurasi, pemasangan kit JDAM pada bom konvensional ikut mendongkrak daya jangkau. Jangkauan rata-rata bom JDAM berkisar 15-28 km, tergantung pada kecepatan angin dan sudut pelepasan bom oleh jet tempur.

Semua pesawat tempur TNI AU buatan blok Barat (seperti F-16, Hawk, T-50i dan Super Tucano) bisa dipersenjatai dengan bom JDAM, asalkan membawa serta pod pemandu Sniper atau Litening yang juga perlu diadakan.

Di luar itu, jet-jet tempur Sukhoi Su-27 dan Su-30 Flanker juga ternyata kelak bisa dipersenjatai JDAM, kendati harus menjalani serangkaian modifikasi. Seperti yang dilakukan India pada armada Su-30MKI. Salah satu yang terpenting adalah pemasangan interkoneksi MIL-STD-1553 databus.

Tahap pertama, dikabarkan TNI AU hanya membeli kit JDAM saja. Tidak mengherankan, karena inventori bom Mk.82-84 masih cukup banyak. Cukup simpel. Beli kit, pasangkan ke stok bom-bom yang ada, dan siap pakai.

Bila semua terealisasi, JDAM dan Sniper menjadi titik awal bagi TNI AU memasuki era teknologi matra udara yang kian canggih.


Inilah J-35A China yang akan Imbangi Kekuatan Udara Amerika

Sebelumnya

Marinir Indonesia dan AS Gelar Latihan Keris 2024

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Military