Salah satu produsen pesawat terbesar di dunia, Boeing Company memperkirakan Asia akan membutuhkan 266 ribu lebih pilot pada 2038 karena adanya lonjakan perjalanan di wilayah ini dibandingkan tempat lain.
Menanggapi kenyataan ini, Bloomberg, Minggu (15/9) memuat sekolah penerbangan, Alpha Aviation Group (AAG) di Filipina sedang mencoba untuk menarik lebih banyak wanita ke belakang kokpit untuk memenuhi kebutuhan.
"Kami mengadakan program rekrutmen di universitas dan mengundang pilot wanita untuk memberikan ceramah karir kepada siswa untuk mendorong lebih banyak wanita untuk mendaftar. Inisiatif ini bertujuan untuk menghilangkan gagasan di Filipina bahwa hanya pria yang dapat mendaftar ke sekolah penerbangan," ujar pendiri AAG, Bhanu Choudhrie.
Setiap tahunnya, di kampus AAG yang berada di Provinsi Pampanga di utara Ibukot Manila diketahui terdapat 550 siswa. Dari angka tersebut, 1 dari 5 siswa adalah wanita. Sedangkan saat ini hanya ada 3 persen pilot wanita di dunia.
Dengan angka tersebut, sulit bagi pilot wanita untuk membantu memenuhi kebutuhan pilot di maskapai. Alhasil, alih-alih mendapatkan tenaga pilot yang sulit didapatkan, maskapai di Asia justru memotong penerbangan.
Meski demikian, beberapa operator lokal berusaha mendirikan akademi mandiri untuk menghasilkan lebih banyak pilot, khussnya wanita untuk kebutuhan maskapainya.
"Ada permintaan besar dan pria saja tidak dapat memenuhi itu. Wanitalah yang akan mendorong pertumbuhan ini," ujar Choudrie.
Untuk mengembangkan pilot-pilot wanita, Choudrie bahkan rela menginvestasikan 12 juta dolar AS selama tiga tahun ke depan untuk memperluas kampus AAG di Filipina.
Akademi penerbangan di Filipina itu sendiri memang tersohor karena pilotnya yang dilatih untuk menggunakan bahasa Inggris. Saat ini AAG sudah melatih pilot untuk operator lokal, serta VietJet Air dan AirAsia India.
AAG juga sedang mencari lokasi di dua negara Asia lainnya untuk membuka sekolah demi "memperjuangkan pilot baru."
KOMENTAR ANDA