post image
American Airlines/Net
KOMENTAR

 Dua orang pria Muslim di Amerika Serikat menuntut penyelidikan setelah mereka mengatakan bahwa mereka menjadi korban ras dan agama dalam penerbangan pulang ke Dallas.

Kedua pria itu adalah Abderraoof Alkhawaldeh dan Issam Abdallah. Mereka menjelaskan bahwa penerbangan mereka dibatalkan karena anggota kru pesawat tidak merasa nyaman terbang dengan para pria tersebut.

"Itu adalah hari yang paling memalukan dalam hidup saya," kata Abdallah dalam konferensi pers yang diselenggarakan oleh Dewan Hubungan Amerika-Islam dan disiarkan di Facebook, seperti dimuat BBC (Jumat, 20/9).

Mereka menjelaskan, pada 14 September lalu, keduanya memesan tiket penerbangan dari Birmingham, Alabama ke Dallas, Texas dengan penerbangan American Airlines yang dioperasikan oleh maskapai regional Mesa Airlines.

Mereka bepergian secara terpisah dalam satu pesawat, tetapi saling mengenal satu sama lain karena mereka berasal dari komunitas Muslim setempat. Keduanya pun saling melambaikan tangan di dalam pesawat.

Saat itu jadwal penerbangan ditunda dan Abdallah pergi ke kamar mandi. Ketika dia keluar, dia mengatakan pramugari berdiri di pintu seperti sedang menguping.

Tidak lama kemudian, kru memberi tahu semua penumpang bahwa penerbangan dibatalkan dan mereka harus turun dari pesawat untuk alasan keamanan.

Begitu turun dari pesawat, kedua pria itu didekati oleh seorang pria berpakaian preman, petugas berseragam dan kemudian oleh seorang agen FBI.

Agen tersebut kemudian membawa Abdallah ke ruangan khusus dan menanyakan namanya serta pekerjaannya. Mereka mengatakan kopernya akan digeledah lagi.

Ketika Abdallah bertanya apa yang terjadi, agen mengatakan staf maskapai telah memanggil polisi dan mengatakan kepada mereka bahwa mereka tidak nyaman terbang dengannya.

Namun setelah pemeriksaan, tidak ditemukan hal yang mencurigakan. Agen pun meminta maaf kepadanya dan mengatakan dia bisa pergi dan mengejar penerbangan yang dijadwalkan kembali.

"Saya merasa (mereka) mendiskriminasi etnisitas saya, agama saya," kata Abdallah.

Menanggapi kejadian tersebut, pihak American Airlines mengatakan akan melakukan penyelidikan.

"Tim kami bekerja sama dengan Mesa untuk meninjau kejadian ini, dan kami telah menghubungi Alkhawaldeh dan Abdallah untuk lebih mengetahui pengalaman mereka," begitu pernyataan pihak maskapai.


Kini Garuda Indonesia Dipimpin Wamildan Tsani

Sebelumnya

Prediksi Airbus: Asia-Pasifik Butuh 19.500 Pesawat Baru Tahun 2043

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel AviaNews