Boeing digantung. Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA) masih belum bisa memberi kepastian waktu kapan Boeing 737 MAX bisa kembali terbang. Lebih lanjut, FAA justru mengembalikan hal tersebut kepada masing-masing negara.
"Prioritas pertama kami adalah keselamatan dan kami belum menetapkan jangka waktu kapan pekerjaan ini akan selesai. Setiap pemerintah akan membuat keputusan sendiri untuk memutuskan kapan pesawat kembali berdasarkan penilaian keselamatan menyeluruh," ungkap FAA, Senin (23/9), seperti yang dilansir oleh Channel News Asia.
Keputusan untuk mengembalikan kebijakan kepada masing-masing negara tersebut FAA sampaikan setelah melakukan pertemuan dengan panel regulator internasional di Kanada. Keputusan ini cukup mengherankan, mengingat FAA dipandang sebagai badan regulator pertama yang bertindak dalam kasus 737 MAX.
Namun, jika dilihat kembali keputusan tersebut sangat mungkin diambil karena setiap negara memiliki pandangan yang berbeda terkait dengan kembalinya 737 MAX.
Sebelumnya, Administrator FAA, Steve Dickson mengatakan akan menerbangkan kembali secara pribadi 737 MAX untuk menguji hasil perbaikan pesawat. FAA sendiri sebelumnya juga cukup yakin 737 MAX dapat kembali terbang dalam waktu dekat.
Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa punya pandangan lain. Menurut badan regulator terkemuka tersebut, 737 MAX masih perlu dievaluasi. Selain pesawat, pilot pun harus mendapatkan pelatihan simulator.
Sementara itu, pihak Boeing masih berharap 737 MAX dapat kembali terbang pada akhir tahun ini. Untuk kemudian kembali beroperasi pada awal 2020.
Diketahui, Boeing 737 MAX di-grounded sejak Maret 2018. Menyusul dua kecelakaan maut yang menewaskan 346 orang di Indonesia dan Ethiopia.
KOMENTAR ANDA