Pemerintah Indonesia membuka pintu investasi bagi perusahaan Korea Selatan agar membantu mengembangkan industri baterai untuk kendaraan lisrik. Hal ini dilakukan beberapa minggu setelah Indonesia mengeluarkan larangan ekspor bijih nikel untuk mengembangkan industri pengolahan dalam negeri.
Dikabarkan Vietnamplus pekan lalu, dalam pertemuan Komunitas Kebijakan Luar Negeri Indonesia (FPCI) dan Kedutaan Besar Korea Selatan di Jakarta, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan teknologi baterai menjadi kunci penting. Bukan hanya untuk kendaraan listrik, juga bagi energi terbarukan.
Hartarto menambahkan, saat ini Indonesia mulai membangun pabrik bahan baku baterai untuk mobil listrik dan skuter di Sulawesi Tengah. Ini menjadi jalan bagi Korea Selatan yang memiliki cukup sumber daya untuk berinvestasi.
Gayung bersambut, produsen mobil Korea Selatan, Hyundai pun telah sepakat untuk berinvestasi dengan membangun pabrik mobil listrik senilai 1 miliar dolar AS di Karawang, Jawa Barat.
Menurut wakil ketua hubungan Internasional di Kamar Dagang dan Industri Indonesia, Shinta W Kamdani, Korea Selatan merupakan negara dengan reputasi global yang baik dalam memproduksi barang-barang berteknologi tinggi. Sehingga cocok menjadi mitra strategis Indonesia dalam mengembangkan teknologi kendaraan listrik.
Saat ini Indonesia mulai fokus kepada pengembangan fasilitas manufaktur komponen kendaraan listrik. Hal ini dalam rangka bergabung dengan beberapa industri manufaktur produk teknologi tinggi dunia.
Laporan: Ahda Sabila
KOMENTAR ANDA