post image
Airbus/Net
KOMENTAR

 Presiden Amerika Serikat, Donald Trump tak henti-hentinya menebar manuver ekonomi di berbagai penjuru dunia. Setelah melakukan manuver perang dagang dengan China dan pemberlakuan sanksi ekonomi kepada sejumlah negara, kali ini pemerintahan Trump akan berlakukan sanksi tarif impor kepada beberapa produk Uni Eropa.

Manuver ekonomi yang dilakukan oleh AS ini bersifat balasan atas subsidi ilegal yang diberikan oleh 28 negara Uni Eropa kepada perusahaan penerbangan raksasa, Airbus yang tak lain adalah pesaing utama Boeing, perusahaan milik AS.

Usut punya usut, pengenaan tarif impor kepada beberapa produk Eropa senilai 7,5 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 106 triliun (kurs: Rp 14.191/dolar AS) ini sudah disetujui Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Rabu (2/10).

Dinukil Associated Press, tarif ini akan diberlakukan per 18 Oktober mendatang untuk beberapa produk seperti keju, wiski, hingga barang-barang mewah.

Menanggapi lampu hijau dari WTO, Trump menyebut keputusan ini sebagai "kemenangan bagi Amerika Serikat". Namun dibalas kekhawatiran oleh banyak pihak karena akan mempengaruhi ekonomi global yang sedang tidak sehat.

Bahkan Komisaris Perdagangan Uni Eropa, Cecilia Malmstrom mengatakan perang tarif ini hanya akan menimbulkan kerusakan terhadap bisnis dan perdagangan global serta industri penerbangan yang lebih luas.

"Jika AS memutuskan untuk memberlakukan tindakan balasan resmi WTO, itu akan mendorong Uni Eropa ke dalam situasi di mana kita tidak akan memiliki pilihan lain selain melakukan hal yang sama," kata Malmstrom.

Pada Mei 2018, WTO menemukan data bahwa bantuan UE untuk Airbus telah mengakibatkan hilangnya angka penjualan Boeing di pasar twin-aisle.

Namun, kejatuhan Boeing tak semata-mata karena keunggulan Airbus. Diketahui, Boeing juga tengah menghadapi cobaan dengan di-grounded-nya 787 MAX akibat dua kecelakaan maut di Ethiopia dan Indonesia.


Kini Garuda Indonesia Dipimpin Wamildan Tsani

Sebelumnya

Prediksi Airbus: Asia-Pasifik Butuh 19.500 Pesawat Baru Tahun 2043

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel AviaNews