Singapura dalam waktu dekat akan menyuguhkan alat transportasi baru berbasis udara kepada masyarakatnya, yakni taksi terbang.
Bahkan Singapura telah melakukan uji coba pertama kalinya di atas Marina Bay, Selasa (22/10). Penerbangan singkat itu hanya berlangsung selama satu menit yang dilakukan oleh seorang pilot.
Dilansir dari Al Jazeera, pembuat taksi udara tersebut adalah perusahaan asal Jerman bernama Volocopter. Sebelum di Singapura, Volocopter terlebih dahulu melakukan uji coba di Jerman, Dubai, dan Finlandia.
"Ini adalah tonggak penting untuk pengenalan mobilitas udara perkotaan. Selama ini, kami hanya memberikan gambaran kepada orang-orang, dan kali ini adalah kesempatan untuk melihat bagaimana kendaraan itu terbang di udara," ujar CEO Volocopter, Florian Reuter setelah uji coba.
Reuter melanjutkan, pihaknya berharap dapat mengambil rute lalu lintas di kota-kota besar, seperti antara bandara ke pusat kota dengan kecepatan hingga 110 km/jam. Dengan desain beta, taksi terbang tersebut dapat menerbangkan dua orang dan barang bawaan dengan jarak hingga 30 km.
Meski demikian, taksi udara ini juga memicu banyak pertanyaan tentang masalah-masalah seperti keselamatan, biaya, dan kemacetan di langit.
Seorang konsultan perencanaan dan kebijakan angkutan umum, Jarrett Walker mengatakan, layanan taksi udara justru dapat menimbulkan lebih banyak masalah, mulai dari kebisingan hingga efek emosional atau gengsi di antara masyarakat.
Volocopter sendiri bukan satu-satunya perusahaan yang mengembangkan taksi udara bertenaga listrik. Perusahaan pesawat raksasa Boeing dan pembuat mobil sport asal Jerman, Porsche juga telah mengembangkan hal yang sama.
Bahkan Uber sedang mengembangkan taksi terbang yang disebut dengan eVTOL.
KOMENTAR ANDA