post image
CAAM/Net
KOMENTAR

 Pemerintah Malaysia menuntut penjelasan Federal Aviation Administration (FAA) perihal pengumuman penurunan peringkat keselamatan udara Malaysia dari Kategori 1 menjadi Kategori 2 pada awal pekan ini.

Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, menjelaskan, hal itu penting agar Malaysia dapat memperbaiki masalah penerbangannya.

"Kami ingin mengetahui (alasan) penurunan peringkat tersebut sehingga Malaysia dapat menemukan cara untuk memperbaiki situasi. Jika mereka mengatakan tidak efisien dan semacamnya, (kami telah mengubah) Bandara Internasional Kuala Lumpur menjadi satu dari 20 bandara terbesar di dunia," ujarnya seperti yang dimuat oleh Channel News Asia, Kamis (14/11).

Bahkan menurut Mahathir, saat ini Malaysia Airports Holding diberi tanggung jawab untuk mengelola Bandara Internasional Istanbul Sabiha Gokcen, Turki. Malaysia juga telah menerima proposal dari negara-negara lain, seperti Indonesia dan China untuk mengelola bandara di sana.

"Jika orang-orang kita bekerja di luar negeri, mereka tidak bekerja sebagai pekerja tidak terampil, tetapi sebagai profesional seperti pilot, insinyur, dan arsitek, serta menerima gaji yang sama seperti profesional dari Eropa," tegas Mahathir.

FAA sendiri menurunkan peringkat keselamatan udara Malaysia setelah mengaudit Otoritas Penerbangan Sipil Malaysia (CAAM) pada April lalu. Hasilnya, FAA menemukan CAAM tidak memenuhi standard keselamatan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO).

Akibat dari penurunan ini, maskapai Malaysia tidak dapat menambahkan rute penerbangan baru ke dan dari AS. 


Kini Garuda Indonesia Dipimpin Wamildan Tsani

Sebelumnya

Prediksi Airbus: Asia-Pasifik Butuh 19.500 Pesawat Baru Tahun 2043

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel AviaNews