post image
Air New Zealand/Net
KOMENTAR

 Maskapai besutan negeri awan putih, Air New Zealand berhasil merebut kembali posisi pertama untuk Airline of the Year 2020 yang sebelumnya diduduki oleh Singapore Airlines. 

Agen peringkat keselamatan dan produk penerbangan Australia, AirlineRatings.com menyebutkan, Air New Zealand telah memecahkan rekor inovasi dan penerbangan, termasuk keselamatan yang belum pernah ada dalam catatan sejarah.

"Dalam analisis kami, Air New Zealand keluar menjadi nomor satu di sebagian besar kriteria audit kami, yang merupakan kinerja luar biasa ketika melawan operator yang lebih banyak memiliki suber daya," ujar pemimpin redaksi AirlineRatings.com, Geoffrey Thomas.  

Dengan menyabet kembali gelar ini, maskapai dari negara gletser ini menggenapi penghargaan serupa untuk keenam kalinya. Ada pun menangnya Air New Zealand kali ini dipengaruhi oleh penerbangan jarak jauh dengan mengurangi emisi karbon, bahkan hampir 22 persen lebih rendah dari rata-rata. 

"Maskapai ini telah menjadi pelopor dalam sejumla inisiatif industri penting seperti biofuel dan jalur penerbangan yang lebih efisien serta sejumlah perbaikan di darat seperti kendaraan listrik," lanjut Thomas seperti yang dimuat CNN, Rabu (27/11). 

Sementara itu, di bawah Air New Zealand terdapat Singapore Airlines yang turun ke posisi kedua. Disusul oleh All Nippon Airways dan Qantas di posisi ketiga dan keempat. Sedangkan di posisi kelima ada Cathay Pacific, meski maskapai ini harus menghadapi krisis di tengah unjuk rasa Hong Kong. 

Airline Excellence Awards merupakan ajang penghargaan berkelas untuk dunia penerbangan. Dalam penghargaan ini terdapat banyak nominasi untuk maskapai penerbangan terbaik, mulai dari ruang tunggu maskapai terbaik, kabin kelas satu tebaik, hingga hiburan penerbangan terbaik. 

Penghargaan ini dinilai oleh tujuh editorr berpengalaman yang menggunakan industri internasional dan audit keselamatan pemerintah, di samping terdapat kriteria seperti usia armada, ulasan penumpang, peringkat investasi, lingkungan kerja, pemasaran produk, hingga proditabilitas.


Kini Garuda Indonesia Dipimpin Wamildan Tsani

Sebelumnya

Prediksi Airbus: Asia-Pasifik Butuh 19.500 Pesawat Baru Tahun 2043

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel AviaNews