post image
Boeing 737 MAX/Net
KOMENTAR

Badai belum berlalu. Bahkan masih berlalu lalang untuk perusahaan pesawat raksasa besutan Amerika Serikat, Boeing. 

Semua berawal pada Maret 2019, ketika dua kecelakaan yang menimpa Lion Air di Indonesia dan Ethiopian di Ethiopia membawa pesawat paling laris Boeing, 737 MAX terpaksa dikandangkan. Bukan tanpa alasan, pasalnya "kecacatan" 737 MAX yang baru-baru ini diketahui itu telah menewaskan 346 korban. 

Berbagai hal telah dilakukan, mulai dari membentuk panel regulator, pertemuan dengan Federal Administration Aviation (FAA), melakukan uji coba, hingga persidangan. Akhirnya, pada Senin (16/12), Boeing memutuskan untuk menangguhkan sementara produksi 737 MAX. Pernyataan "sementara" itu pun tidak diiringi dengan kapan waktu pasti. 

Tidak ada yang tahu kapan 737 MAX akan terbang lagi

Memang, tidak ada yang tahu kapan 737 MAX akan kembali mengudara. Namun para analis memperkirakan itu bisa jadi pada 2022 atau 2023, atau bahkan mungkin dalam beberapa bulan ke depan seperti yang dikatakan analis kedirgantaraan Cowen, Ca von Rumohr. 

"Dugaan, pertengahan Februari, tapi bisa jadi Maret," ujarnya seperti dimuat CNN Business. Namun, kapan pun itu, tentunya, setelah Boeing menyelesaikan semua kecacatan dalam 737 MAX. 

Pesawat Nganggur

Sementara 737 MAX dikandangkan, Boeing ternyata masih memproduksi pesawat tersebut. Saat ini, Boeing mengaku memiliki sekitar 400 pesawat yang sudah rampung dan diparkir di Washington dan Texas. 

Pesawat-pesawat ini merupakan hasil pesanan pelanggan dari berbagai maskapai. Dengan masalah ini, jika dulu Boeing diizinkan untuk mensertifikasi jet mereka sendiri. Sekarang FAA sendiri yang akan mensertifikasi pesawat secara individual dan akan memakan waktu cukup lama. 

Kerugian

Boeing telah menyiapkan dana sebesar 5 miliar dolar AS atau Rp 70 triliun (RP 14.001/dolar AS) untuk kompensasi maskapai. Dana tersebut belum termasuk biaya untuk menurup produksi. Jika ditotal, kerugian 737 MAX untuk perusahaan mencapai 14 miliar dolar AS atau Rp 196 triliun. 

Di sisi lain, dihentikannya produksi 737MAX memunculkan isu bahwa Boeing akan mem-PHK karyawannya. Kendati demikian, Boeing mengaku setidaknya untuk saat ini pihaknya masih memastikan untuk menggaji seluruh karyawan. 

Boeing dipukul, ekonomi AS babak belur

Sebagai sebuah perusahaan pesawat raksasa, Boeing tentu memberikan sumbangsih yang besar bagi perekonomian Amerika Serikat. Badai yang menimpa Boeing pada akhirnya tidak hanya dirasakan oleh perusahaan tersebut, namun juga ekonomi nasional. 

Menurut beberapa ekonom, sejak 737 MAX dikandangkan pada Maret lalu, produk domestik bruto (PDB) AS mengalami menurunan sebesar 0,5 persen pada kuartal yang sama. Angka ini kemungkinan akan memburuk jika Boeing benar-benar melakukan PHK.


Kini Garuda Indonesia Dipimpin Wamildan Tsani

Sebelumnya

Prediksi Airbus: Asia-Pasifik Butuh 19.500 Pesawat Baru Tahun 2043

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel AviaNews