Wartawan Simple Flying, Quinn Favret, kapok menggunakan pesawat yang dioperasikan Garuda Indonesia. Baru-baru ini ia berkunjung ke Indonesia, dari Bali ia terbang menggunakan pesawat ATR yang dioperasikan Garuda Indonesia menuju Labuan Bajo di Nusa Tenggar Timur.
Di akhir catatan perjalanannya yang dimuat SimpleFlying.com dengan judul "Not So Great, Garuda Indonesia ATR 72 Economy Class Review", Quinn Favret menulis seperti ini:
“Overall, I am hesitant to fly Garuda airlines again because my flight was canceled without any notification. The flight and product were average compared to other national carriers; the service was mediocre. Hopefully, in the future, they can improve their route reliability.”
Bila diartikan, “Secara umum, saya ragu untuk kembali terbang bersama Garuda karena penerbangan saya ditangguhkan tanpa pemberitahuan. Penerbangan dan produknya juga rata-rata dibandingkan dengan penerbangan nasional lain. Pelayanannya mediocre. Semoga di masa depan mereka bisa meningkatkan keandalan penerbangan mereka.”
Dalam catatannya, Favret mengatakan, awalnya dia mengira penerbangannya ke Labuan Bajo ditunda karena ada kebakaran hutan. Namun, dari petugas di check-in counter dia menerima jawaban yang lain. Penerbangan yang dipesannya dijadwal ulang satu bulan sebelumnya.
Petugas di check-in counter juga mengatakan, penerbangan Favret dijadwalkan sehari kemudian.
“Saya tidak pernah menerima email atau pemberitahuan dalam bentuk apapun yang memperingatkan saya tentang hal ini,” katanya.
Apalagi, malam sebelum ia ke Bandara Ngurah Rai, di website Garuda ia tidak mendapatkan informasi apapun yang mengatakan penerbangannya ditunda.
Favret kembali ke bandara keesokan harinya.
Dia mengamati banyak hal, mulai dari proses check-in, sampai proses boarding yang menurutnya tidak punya ketentuan untuk urutan naik ke pesawat.
Dalam penerbangan itu, Favret duduk di kursi bernomor 22A, empat baris dari belakang.
Ia juga mencatat musik yang diputar di pesawat saat pesawat mulai bergerak menuju titik tinggal landas. Menurutnya musik yang diperdengarkan di kabin itu aneh.
“Ini adalah permulaan penerbangan yang aneh,” tulisnya.
Dalam catatan perjalanannya, Favret juga menyertakan sejumlah foto. Mulai dari foto pesawat, foto menuju boarding, sampai foto bagian lututnya yang terbentur dengan kursi di bagian depan, dan snack yang disiapkan dalam perjalanan.
KOMENTAR ANDA