Marsekal (Purn) Chappy Hakim
Mantan KSAU, pendiri Pusat Studi Air Power
SEJAK tahun 2019 ini, tepatnya di bulan Januari 2019 Pusat Studi Air Power Indonesia (PSAPI) telah memulai kegiatannya dengan pertemuan rutin setiap bulan.
Dengan demikian, maka hingga bulan Desember 2019 PSAPI telah melakukan 12 kali pertemuan bulanan yang diisi dengan diskusi berbagai hal menyangkut bidang kedirgantaraan.
Topik yang dibicarakan adalah tentang ide-ide yang dipikirkan untuk meningkatkan kedirgantaraan Indonesia serta pembahasan mengenai hot issue bidang penerbangan terutama berkait dengan pertahanan keamanan negara yang tengah berkembang belakangan ini.
Diskusi yang berlangsung dalam forum ini menjadi menarik, karena yang hadir sebagai peserta adalah mereka yang secara sukarela berkumpul bersama sebagai ujud keperdulian terhadap bidang kedirgantaraan negeri ini. Lebih menarik lagi adalah karena para peserta terdiri tidak hanya mereka yang mewakili para praktisi kedirgantaraan akan tetapi juga mereka dengan belatar belakang sebagai akademisi dan atau ilmuwan.
Para Praktisi diwakili oleh mereka yang masih aktif maupun yang sudah memasuki masa pensiun atau purnatugas. Diantara para praktisi itu datang dari berbagai profesi antara lain Pilot, Teknisi, Air Traffic Controller dan juga jajaran “Aviation Management”.
Sedangkan mereka yang berasal dari para Akademisi dan ilmuwan, umumnya adalah para Guru Besar bidang Hukum Internasional dan Hukum Udara dan Antariksa, serta beberapa peneliti dari berbagai ilmu di bidang kedirgantaraan.
Di samping itu turut pula berpartisipasi rekan-rekan mass media yang bergiat di bidang kedirgantaraan.
Pada prinsipnya memang sedari mula wadah PSAPI ini terbuka bagi siapa saja yang menaruh minat terhadap perkembangan kedirgantaraan.
Sejauh ini seluruh diskusi yang berlangsung bergulir sangat konstruktif, karena selain para peserta adalah mereka yang terdiri dari kaum terpelajar dan berprestasi dibidangnya masing-masing, akan tetapi juga sebagai peserta mereka adalah para individu yang memiliki interes yang sama yaitu ingin melihat Indonesia dapat menjadi lebih maju di bidang kedirgantaraan.
Mekanisme diskusi sendiri terbangun dengan semangat “berbagi” yang disadari benar dari perbedaan latar belakang pengetahuan yang dikuasai dan pengalaman panjang masing-masing peserta.
Disamping itu pada bulan Desember 2019, PSAPI telah berhasil pula menyelesaikan sebuah buku yang berisi tulisan-tulisan dari para peserta termasuk ulasan dalam diskusi yang berlangsung sepanjang satu tahun berjalan.
Kumpulan tulisan tersebut telah di kompilasi pada setiap 3 bulan sekali yang nantinya akan berujud sebagai buletin 3 bulanan dan pada akhir tahun akan diterbitkan dalam bentuk buku.
Untuk sementara waktu buku yang telah dihasilkan PSAPI masih akan berujud “e-book” yang mudah-mudahan sudah akan dapat tampil sebagai buku cetak dalam bulan Januari 2020 yang akan datang.
Minimal sudah akan dapat disiapkan dalam format Print on Demand. Buku tersebut di beri judul Bunga Rampai Dirgantara Indonesia.
PSAPI dalam perjalanannya ke depan, sangat berharap untuk dapat terus berbagi pengetahuan yang bertujuan agar dapat berkontribusi positif kepada negeri. Impian ke masa datang, PSAPI dapat berperan sebagai wadah Think Tank bagi pemikiran bidang kedirgantaraan sebagai sebuah lahan yang relatif masih “baru” , namun berada pada posisi sangat strategis dalam menyongsong masa depan umat manusia.
Semoga, dalam memasuki tahun baru 2020, memasuki tahun ke 2, PSAPI akan dapat lebih banyak lagi berkiprah dalam cita-citanya turut serta meningkatkan bidang kedirgantaraan Indonesia untuk Kejayaan NKRI tercinta. Dapat lebih berperan serta dalam Menjaga Ibu Pertiwi dan Bapak Angkasa.
Nenek Moyangku Orang Pelaut, Anak Cucuku Insan Dirgantara.
Para Peserta Pusat Studi Air Power Indonesia:
1. Agung Sarwana, Dipl. Ing,
2. Alif Nurfakhri Muhammad,
3. Anggia Rukmasari,
4. Ary Nizam, Beny Adrian,
5. Chappy Hakim,
6. Christian Bisara, Capt.
7. Dharmadi, Capt.
8. Donna Chazniana Asri
9. Dudi Sudibyo
10. Dwi Atmanta
11. Eris Herryanto
12. Edna C. Pattisina
13. Ery
14. Fajar Adriyanto
15. Frans Wenas, Capt.
16. Gatot Sulistio
17. Heru Legowo
18. Hikmahanto Juwono, Prof. DR.
19. Ida Bagus R. Supancana, Prof. DR.
20. Imanuddin Razak
21. Indra Setyawan
22. Iwan Setiawan, Capt.
23. John Brata, Capt.
24. Julius Cesar Hassan, Dipl. Ing
25. Koesnadi Kardi, DR.
26. Makarim Wibisono, Prof. DR.
27. Murdargo
28. Noor Wahjudie, Capt.
29. Novyan Samyoga
30. Nurcholis Anshari Lubis
31. Prita Amalia
32. Reni Rohmawati
33. Ridha Aditya Nugraha
34. Romie O Bura, DR.
35. Rubyanto Adisarwono, Capt
36. Samudra Sukardi
37. Shadrach M. Nababan, Capt.
38. Sheilla Tobing, DR.
39. Sofian Pulungan
40. Supri Abu, DR.
41. Soeratman
42. Teguh Santosa
43. Tommy Handoko Tamtomo, DR.
44. Tony Budidjaja
45. Turiman Sofyan
46. Wahyuni Bahar
47. Willem J. Pattiradjawane
48. Yono Reksoprodjo, DR.
49. Yudho Raharjo
Selamat Tahun Baru 2020.
KOMENTAR ANDA