Opini berbeda terkait dengan insiden jatuhnya pesawat sipil Ukraina setelah dihantam rudal Iran muncul.
Opini yang berbeda dari kebanyakan pihak yang memilih menyalahkan Iran muncul dari Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau.
Trudeau, dalam pidatonya yang disiarkan di televisi pada Selasa (14/1) memberikan pernyataan seakan-akan telah menyalahkan Amerika Serikat, khususnya Presiden Donald Trump atas insiden yang menewaskan 176 orang tersebut.
"Saya pikir jika tidak ada ketegangan, jika tidak ada eskalasi baru-baru ini di wilayah itu (Timur Tengah), orang-orang Kanada itu sekarang akan pulang bersama keluarga mereka," ujar Trudeau merujuk 57 orang Kanada yang menjadi korban dalam kecelakaan tersebut.
"Ini adalah sesuatu yang terjadi ketika konflik dan perang. Orang-orang tak berdosa menanggung bebannya dan ini adalah pengingat mengapa kita semua harus bekerja keras mengurangi eskalasi," lanjutnya seperti dimuat New York Post (NYP).
Pernyataan Trudeau sendiri kemudian disangkut-pautkan dengan serangan drone ke Bandara Baghdad, Irak yang diperintahkan oleh Trump untuk membunuh Komandan Pasukan Elite Quds Garda Revolusi Iran (IRGC), Letnan Jenderal Qassem Soleimani pada Jumat (3/1).
Pasalnya, serangan itu lah yang memicu eskalasi di Timur Tengah. Tepatnya pada Rabu (8/1), IRGC melakukan serangan balasan ke dua pangkalan militer AS di Irak.
Hari serangan balasan itu juga menjadi akhir bagi 176 orang penumpang dan awak yang berada di Boeing 737-800 dengan kode penerbangan 752. IRGC yang menganggap pesawat itu sebagai rudal jelajah kemudian menghantamnya dengan dua proyektil yang membuat pesawat itu terbakar dan jatuh.
"Saya pikir pengakuan penuh untuk bertanggung jawab dan beberapa bentuk kompensasi harus ada," tutur Trudeau masih dalam pidatonya. Entah maksud Trudeau, apakah Trump harus ikut bertanggung jawab atau tidak.
KOMENTAR ANDA