Sebuah dokumen setebal 100 halaman mengenai percakapan internal para karyawan perusahaan pesawat terbesar Amerika, Boeing dirilis ke media.
Dokumen yang dirilis pada Kamis (16/1) tersebut adalah barang bukti yang diberikan Boeing kepada parlemen dan Administrasi Penerbangan Federal (FAA). Di dalamnya karyawan Boeing memperbincangkan maskapai yang berbasis di Indonesia, Lion Air. Meski nama Lion Air sebenarnya telah dihapus dalam dokumen tersebut.
Dari dokumen percakapan tersebut, karyawan Boeing mengejek para pilot Lion Air. Lantaran maskapai yang dikomandoi oleh Rusdi Kirana itu mengajukan adanya pelatihan dan simulasi penerbangan dari Boeing 737 MAX.
Dimuat Bloomberg, alih-alih memberikan pelatihan kepada para pilot Lion Air, Boeing justru mengejek mereka. Dalam beberapa percakapan, beberapa karyawan Boeing seakan-akan merendahkan kapabilitas dari pilot Lion Air.
"Sekarang, Lion Air (nama terhapus) mungkin perlu SIM untuk menerbangkan MAX, dan mungkin karena kebodohan mereka sendiri. Saya bingung mencari cara melepaskan ini sekarang! Idiot," tulis salah seorang karyawan Boeing pada Juni 2017.
Pesan itu kemudian ditimpali oleh rekan karyawan Boeing lainnya.
"WHAT THE F*CK!!! Tapi maskapai saudara mereka sudah menerbangkannya," timpal karyawan lainnya merujuk pada Malindo Air yang menjadi rekanan Lion Air yang sudah terlebih dahulu menerbangkan MAX.
Tanggapan Boeing yang dirilis ke media ini tampaknya memperburuk keadaan. Pasalnya, setahun setelah percakapan tersebut, tepatnya 29 Oktober 2018, Lion Air Boeing 737 MAX jatuh di Perairan Karawang dan menelan korban jiwa sebanyak 189 orang.
Laporan dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), kecelakaan tersebut terjadi karena pilot memiliki kekurangan informasi menganai fitur kontrol terbaru pada 737 MAX yang disebut dengan MCAS.
Dari laporan Bloomberg, saat ini baik pihak Lion Air atau Boeing belum menanggapi hal ini.
KOMENTAR ANDA