post image
Yenny Wahid/Net
KOMENTAR

Salah satu tokoh muda Nahdlatul Ulama yang diperkirakan banyak kalangan akan memperkuat pemerintahan periode kedua Joko Widodo adalah Yenny Wahid.

Beberapa jam lalu ia baru dipastikan menjadi satu dari dua komisaris independen PT Garuda Indonesia.

Pemilik nama asli Zannuba Ariffah Chafsoh yang lahir di Jombang, Jawa Timur, pada 29 Oktober 1974 ini tadinya disebut pantas menjadi Menteri Sosial, atau Menteri Pendidikan, bahkan juga pas bila dipercaya menjadi Menteri Agama.

Ketiga bidang itu adalah konsentrasi utama kegiatan putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid ini.

Tidak sedikit yang kaget ketiga nama Yenny Wahid ternyata tidak ada di dalam Jajaran Indonesia Maju. Namanya juga tidak muncul dalam jajaran Wakil Menteri yang diumumkan kemudian. Apalagi di dalam daftar Staf Khusus presiden dari kalangan milenial.

Berbagai spekulasi mengemuka. Namun begitu Yenny Wahid sendiri tak sekalipun memperlihatkan rasa kecewa.

Menjelang Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa Garuda yang digelar di Kantor Pusat Garuda di Kawasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, nama Yenny pun nyaris tak pernah terdengar akan mengisi kursi komisaris.

Dalam RUPSLB tadi diumumkan bahwa mantan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf dipercaya sebagai Komisaris Utama Garuda Indonesia.

Adapun pada posisi Wakil Komut adalah pengusaha nasional Chairal Tanjung.

Chairal Tanjung adalah adik pengusaha nasional Chairul Tanjung yang bukan orang baru bagi lingkungan Garuda. Chairul Tanjung memiliki 25,61 persen saham Garuda melalui anak perusahaannya Trans Airways. Selain itu, siapapun tahu, CT adalah pengusaha bertangan dingin yang sukses melahirkan dan mengelola berbagai perusahaan, mulai dari perbankan, kulinari, supermarket, serta media dan TV.

Nama berikutnya di jajaran komisaris Garuda Indonesia adalah Elisa Lumbantoruan, CEO perusahaan outsourcing terbesar berkelas dunia, ISS Indonesia. Induk perusahaan itu, ISS didirikan di Kopenhagen, Denmark pada tahun 1901. Adapun ISS Indonesia didirikan pada 1996 dan kini memiliki lebih dari 60 ribu karyawan.

Elisa Lumbantoruan juga bukan orang baru di Garuda. Dia pernah menjadi Direktur Pemasaran dan Penjualan.  

Komisaris independen kedua adalah Yenny Wahid.

Seorang komisaris lagi adalah, wartawan senior dan mantan Dubes RI di Polandia, Peter F. Gontha, yang juga memiliki kegiatan di dunia penerbangan dengan intensitas yang tinggi.

Sebelum dipercaya sebagai komisaris Garuda, Peter F. Gontha sempat memperkuat Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) periode 2018-2023. Namun kemudian mengundurkan diri karena memutuskan masuk dunia politik.

Kembali ke Yenny Wahid. Sampai tulisan ini diturunkan belum diperoleh informasi jelas dan tegas mengenai “hubungannya” dengan dunia penerbangan.


Kini Garuda Indonesia Dipimpin Wamildan Tsani

Sebelumnya

Prediksi Airbus: Asia-Pasifik Butuh 19.500 Pesawat Baru Tahun 2043

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel AviaNews