Garuda Indonesia memiliki utang yang jatuh tempo pada 2020. Data yang dimiliki Ombudsman, utang Garuda yang jatuh tempo pada Mei 2020 itu nilainya sebesar 500 juta dolar atau sekitar Rp7 triliun, dengan kurs Rp14 ribu per dolar AS.
Tentu ini menjadi pekerjaan rumah bagi jajaran direksi Garuda yang baru saja ditetapkan, selain masalah internal lain yang harus dibereskan.
Pengamat penerbangan Alvin Lie, usai pengumuman Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), menyebutkan jajaran direksi yang baru harus cari utang yang lebih murah dari utang lama.
"Data yang dimiliki Ombudsman, utang Garuda jatuh tempo Mei 2020 sebesar 500 juta dolar. Itu tidak mungkin dibayar dengan modal atau hasil bisnis, pasti dibayar dengan utang lagi. Harus cari utang yang lebih murah dari utang lama," urainya saat dihubungi, Rabu (22/1).
Pekerjaan rumah lainnya, menurut Alvin adalah kebersamaan yang masih terkotak-kotakan. "Ini tidak sehat," tegas Alvin.
Alvin juga menyoroti usia tubuh pesawat boeing milik Garuda yang sudah mencapai 8-10 tahun. Menurutnya, banyak pesawat boeing itu yang sudah tidak efisien lagi.
"Dari aspek keselamatan tidak masalah, tetapi efisiensinya sudah menurun," jelasnya.
Untuk itulah Garuda harus melakukan peremajaan. Meski demikian Alvin mengakui hal itu bukanlah pekerjaan mudah mengingat pesawat Boeing 737-800 dibanderol sekitar 80 juta atau Rp1,12 triliun.
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Garuda Indonesia yang belangsung hari ini, Rabu (22/1) telah resmi menunjuk Irvan Setiaputera menjadi direktur utama.
Selain menunjuk Irvan menjadi bos Garuda, RUPSLB pun mengangkat Triawan Munaf sebagai Komisaris Utama. RUPSLB juga mengangkat Yenny Wahid sebagai Komisaris Independen dan Peter F. Gontha sebagai Komisaris.
Berikut susunan lengkap Komisaris dan Direksi Garuda Indonesia:
Komisaris Utama: Triawan Munaf
Wakil Komisaris Utama: Chairal Tanjung
Komisaris Independen: Elisa Lumbatoruan
Komisaris Independen: Yenny Wahid
Komisaris: Peter F. Gontha
Direktur Utama: Irvan Setiaputra
Wakil Direktur Utama: Dony Oskaria
Direktur Operasi: Tumpal Manumpak Hutapea
Direktur Teknik: Rahmat Hanafi
Direktur Layanan, Pengembangan Usaha, dan Teknologi Informasi: Ade R. Susardi
Direktut Niaga dan kargo: M Rizal Pahlevi
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko: Fuad Rizal
Direktur Human Capital: Aryaperwira Adileksana.
KOMENTAR ANDA