Tiga hari diresmikan Presiden Joko Widodo, Runway 3 dan East Connection Taxiway (ECT) di Bandara Internasional Soekarno-Hatta berhasil meningkatkan efisiensi penerbangan.
Demikian yang disampaikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat meninjau proyek yang sudah beroperasi tersebut pada Minggu (26/1) pukul 15.00 WIB.
Pamantauan kedua fasilitas baru Bandara Soekarno-Hatta tersebut dilakukan Budi dari sisi udara (air side) tersebut dari menara Air Traffic Controller (ATC). Setelah itu, Budi juga meninjau data-data faktual.
Berdasarkan data tersebut, Budi mengatakan Runway 3 dan ECT sangat optimal dalam mendukung efisiensi dan kelancaran lalu lintas penerbangan.
"Ada 30 persen (efisiensi waktu) ketika pesawat taxi dari contact stand sampai take off. Biasanya butuh waktu 25-30 menit, sekarang 8 menit. Bahkan saya cek di lapangan tadi tidak ada pesawat yang holding (menunggu antrian),” ujarnya seperti keterangan tertulis yang diterima Zona Terbang, Senin (27/1).
Selain efisiensi, tingkat keselamatan penerbangan juga meningkat dengan adanya Runway 3. Pasalnya, sudah disediakan satu ruang untuk take off, dan ruang lainnya untuk landing.
"Satu runway untuk take off dan satu runway untuk landing, jelas itu membuat aspek keselamatan penerbangan di Soekarno-Hatta meningkat,” lanjutnya.
Hal ini kemudian disetujui oleh PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Soekarno-Hatta dan AirNav Indonesia selaku penyedia jasa pemandu navigasi penerbangan.
Menurut President Director PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, Runway 3 dan ECT yang sudah dioperasikan penuh pada 20 Desember 2019 atau hari pertama Periode Angkutan Natal dan Tahun Baru 2019-2020 telah mendorong tingkat ketepatan waktu (on time performance/OTP).
"Sepanjang periode tersebut, OTP maskapai mencapai 83% di mana angka ini jauh meningkat signifikan dibandingkan dengan Nataru 2018-2019 yang hanya 79% ketika belum ada Runway 3 dan ECT,” jelas Muhammad Awaluddin.
Terkait kelancaran lalu lintas penerbangan, Direktur Utama AirNav Indonesia, Novie Riyanto mengatakan antrian pesawat berkurang secara signifikan menjadi hanya maksimal 3 pesawat saja dibandingkan sebelum ada Runway 3 dan ECT yang bisa mencapai 7 hingga 10 pesawat.
Sementara itu, Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Polana B. Pramesti juga menyampaikan bahwa Runway 3 dioperasikan sesuai standar keselamatan dan keamanan penerbangan.
"Sejak awal, Runway 3 dibangun dengan konsep dependen runway, dengan memenuhi aspek keselamatan yang diperlukan sesuai dengan ICAO compliances, dengan strategi penanganan sistem lalu lintas udara secara segregated," ujar Polana.
Dengan dipenuhinya aspek keselamatan dan keamanan penerbangan, serta mendorong efisiensi dan kelancaran lalu lintas penerbangan, maka Runway 3 dan ECT dapat mendukung Soekarno-Hatta untuk nantinya melayani pergerakan penumpang hingga lebih dari 100 juta penumpang per tahun.
KOMENTAR ANDA