post image
KOMENTAR

Wabah virus corona telah memicu gelombang sentimen anti-Cina di seluruh dunia.  Bahkan diskriminasi  terhadap orang-orang China di beberapa negara dianggap sudah keterlaluan sehingga memunculkan protes warga China di media sosial.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, menyampaikan mulanya adalah Amerika Serikat (AS) yang menciptakan ketakutan itu.

"AS adalah negara pertama yang menyarankan penarikan sebagian staf kedutaannya, dan yang pertama memberlakukan larangan perjalanan bagi para pelancong asal China," kata Hua, seperti dilansir Reuters pada Senin (3/2).

Tindakan Amerika itu dianggap dapat menciptakan dan menyebarkan ketakutan, yang kemudian diikuti oleh banyak negara. Padahal, Hua berharap semua negara bisa menanggapi wabah virus Corona baru, 2019-nCoV, ini dengan tenang, dan berdasarkan pada ilmu pengetahuan, bukan isu yang simpang siur.

Seiring dengan itu, sejumlah negara pun memutuskan ‘menjauhi’ China dan memberlakukan pelarangan masuk bagi warga China karena dikhawatirkan terjadi penularan.

Sampai dengan pekan lalu, tercatat sejumlah negara yang menutup pintu bagi warga China dan menangguhkan penerbangan dari negara Tirai Bambu itu.

Negara-negara yang melarang masuk seluruh pengunjung asal China maupun warga asing yang dalam 14 hari terakhir mengunjungi China, itu adalah: Amerika Serikat, Selandia Baru, Australia, Indonesia, Filipina, Myanmar, Irak, Korea Selatan, Jepang, dan Israel.

China mengkritik negara-negara tersebut, menurutnya keputusan seperti itu bertentangan dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyatakan darurat kesehatan global akibat wabah 2019-nCoV tidak boleh direspons dengan pembatasan ketat perjalanan dan perdagangan dengan China.
 


Kini Garuda Indonesia Dipimpin Wamildan Tsani

Sebelumnya

Prediksi Airbus: Asia-Pasifik Butuh 19.500 Pesawat Baru Tahun 2043

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel AviaNews