Mengurangi dampak negatif wabah virus corona (COVID-19), pemerintah mendorong dimunculkannya insentif untuk maskapai penerbangan.
Demikian yang diungkapkan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam rapat bersama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandia dengan sejumlah pejabat penerbangan dan operator bandara Angkasa Pura I dan II di Jakarta, Rabu (12/2).
"Contoh insentif dari pemerintah kepada maskapai misalnya PNBP akan kita kurangi, kemudian AP I dan AP II mengurangi landing fee, diskon sewa ruangan, dan sebagainya," ujar Budi seperti dimuat di laman Setkab, Kamis (13/2).
"Jadi pemerintah, operator bandara, maskapai, hotel harus sama-sama memberikan insentif. Tidak mungkin pemerintah melakukan sendiri. Hal ini dilakukan untuk menggenjot sektor pariwisata supaya orang tetap tetap punya keinginan untuk berlibur," lanjutnya.
Hal ini, menurut Budi, merupakan tindak lanjut arahan Presiden Joko Widodo terkait dampak ekonomi dari COVID-19.
Selain maskapai, pemberian insentif juga akan diberikan kepada hotel di tiga destinasi yang banyak dituju wisatawan asal China seperti Bali, Manado, dan Kepulauan Riau.
Budi mengaku, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga telah menyampaikan hal yang sama. Sehingga, dengan adanya insentif ini, diharapkan industri penerbangan dan perhotelan dapat "survive" menghadapi dampak COVID-19.
"Dalam beberapa hari ini, kami akan membuat suatu klarifikasi, dan akan kami usulkan ke Presiden minggu depan," katanya.
Selama wabah, Budi juga membeberkan maskapai yang mempunyai rute ke daratan China dan Singapura telah mengalami penurunan rata-rata sekitar 30 persen. Untuk menutupi potential lost, Kemenhub juga telah berdiskusi dengan maskapai-maskapai terkait.
Sementara itu, Wishnutama mengungkapkan insentif tersebut harus dipikirkan secara komprehensif.
"Saya pikir ini adalah usaha kita untuk bagaimana dapat menghadapi tantangan virus corona ini, tidak mudah tetapi kita harus lakukan yang terbaik. Untuk kerugian ini masih berjalan, kita tidak tahu karena virus belum berhenti," ujar Wishnu.
"Sebagai gambaran, dalam setahun China menyumbang 2 juta wisatawan dengan total devisa 2,8 miliar dolar AS (atau setara dengan Rp 38 triliun, Rp 13.701/dolar AS)," tambahnya.
KOMENTAR ANDA