Proses evakuasi terhadap korban Heli Mi-17 di Pegunungan Bintang, Papua diakui tidak mudah dilakukan lantaran berada di ketinggian lebih dari 12.000 ft dengan kemiringan sampai dengan 90 derajat.
"Butuh suatu profesional, skill dan tekad untuk melaksanakan evakuasi," kata Panglima Marsekal Hadi Tjahjanto saat memberi pengarahan prajurit TNI-Polri dan tokoh masyarakat serta tokoh agama di Base Ops Lanud Silas Papare, Jayapura, Papua, Selasa (18/2).
Pengarahan tersebut juga dilakukan setelah upacara pemberangkatan empat jenazah korban kecelakan jatuhnya pesawat Heli Mi-17 di pegunungan Bintang.
Dengan bantuan beberapa tokoh masyarakat, proses pencarian yang dilakukan TNI AD dalam misi operasi militer selain perang (OMSP) akhirnya selesai di bulan ke delapan usai pesawat Helikopter Mi-17 yang mengangkut 12 orang dinyatakan hilang kontak pada 28 Juni 2019.
Dalam kesempatan tersebut, Marsekal Hadi pun menyampaikan rasa bangganya dan berterima kasih kepada seluruh prajurit TNI, terutama prajurit dari Batalyon Raider 751/Vira Jaya Sakti dan kru helikopter, personel Polri serta tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh agama yang terlibat.
Untuk hari ini, empat korban telah dilepas Pangdam XVII/Cen menuju kampung halaman masing-masing yang berada di Sorong, Ambon, Kendari dan Kupang. Sementara sehari sebelumnya, delapan korban sudah dikirim kemarin dan sekarang sudah sampai di Semarang dan Surabaya.
"Semoga 12 prajurit terbaik TNI Angkatan Darat arwahnya diterima di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa dan keluarga yang ditinggalkannya diberikan ketabahan serta menjadikan suatu pelajaran bagi semua untuk meningkatkan profesionalisme, sehingga pelaksanaan tugas ke depan akan semakin baik," tandasnya.
KOMENTAR ANDA