post image
Emirates/Net
KOMENTAR

Maskapai penerbangan internasional Emirates meminta para karyawannya mengambil cuti tanpa digaji selama satu bulan. Hal ini menyusul atas ditutupnya penerbangan dari dan ke United Emirat Arab terkait wabah virus corona.

Maskapai asal Uni Emirat Arab (UEA) ini telah membatalkan sejumlah penerbangan tujuan Iran, Bahrain, dan banyak penerbangan ke wilayah China karena virus corona. Berbagai negara saat ini juga memberlakukan pembatasan masuk untuk warga asing secara ketat akibat virus itu.

Dituturkan Chief Operating Officer (COO) Emirates, Adel al-Redha, dalam pernyataannya bahwa maskapai Emirates kini memiliki lebih banyak sumber daya daripada yang dibutuhkan, sebagai dampak dari pengurangan frekuensi atau pembatalan penerbangan ke sejumlah destinasi.

Dengan ditutupnya banyak penerbangan menyebabkan maskapai terkenal ini memiliki banyak sumber daya daripada yang dibutuhkan. Managemen Emirates memutuskan untuk menawarkan cuti kepada karyawannya.

"Mempertimbangkan ketersediaan sumber daya tambahan dan fakta bahwa banyak karyawan ingin memanfaatkan cuti mereka, kami memberikan pilihan kepada karyawan-karyawan kami untuk mengambil cuti atau mengajukan cuti tanpa dibayar secara sukarela selama maksimum satu bulan sekali waktu," terang Chief Operating Officer (COO) Emirates, Adel al-Redha, seperti melansir Reuters, Selasa (3/3).

Perusahaan milik negara UEA ini meminta para stafnya untuk mempertimbangkan tawaran tersebut; mengambil cuti dengan dibayar atau tanpa dibayar.

Emirates Group memiliki lebih dari 100 ribu karyawan, termasuk lebih dari 21 ribu awak kabin dan 4 ribu pilot. Sementara, banyak sekali penerbangan yang dibatalkan atau malah ditutup untuk menghindari penyebaran vrus corona. UEA sendiri telah mencatat 21 kasus virus corona yang telah terkonfirmasi.

Badan industri penerbangan terbesar dunia, IATA, mendorong pemerintah negara-negara Timur Tengah untuk memberikan dukungan bagi maskapai-maskapai yang berupaya menghadapi dampak dari wabah virus corona.


Kini Garuda Indonesia Dipimpin Wamildan Tsani

Sebelumnya

Prediksi Airbus: Asia-Pasifik Butuh 19.500 Pesawat Baru Tahun 2043

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel AviaNews