Avianca Holding akhirnya harus mengakui mereka gagal memenuhi tenggat waktu pembayaran obligasi. Bantuan yang diharapkan dari pemerintah pun tak bisa diharapkan. Maskapai tertua kedua di dunia itu pun mengajukan pernyataan bangkrut.
Pandemik Covid-19 menghantam industrian penerbangan. Bangkrutnya maskapai ini menjadi kebangkrutan pertama sebuah maskapai terbesar di dunia akibat pandemik Covid-19.
Kabarnya bangkrutnya Avianca bukan berita mengejutkan. Kepala Ekonom, di pialang Casa de Bolsa di Bogota, Juan David Ballen mengatakan, Avianca sudah mulai goyah sebelum datangnya wabah virus corona. Perusahaan itu masih berharap adanya bailout dari pemerintah.
"Ini sama sekali tidak mengejutkan," kata Ballen, mengutip Reuters, Senin (11/5).
Avianca belum melakukan penerbangan penumpang yang dijadwalkan secara rutin sejak akhir Maret 2020 dan memberikan cuti di luar tanggungan terhadap 21.000 karyawannya untuk mengurangi biaya. Perusahaan juga telah menunda penyampaian laporan keuangan tahunannya hingga Juni.
"Perusahaan itu punya utang yang berat, padahal faktanya mereka mencoba merestrukturisasi utangnya tahun lalu," jelas Ballen.
Avianca memiliki utang 7,3 miliar dolar AS pada 2019. Maskapai ini mengajukan kebangkrutan dan mengatakan akan melanjutkan operasi ketika merestrukturisasi utangnya.
Pada akhirnya 2019, Avianca memaksakan terus beroperasi di dunia setelah Air France KLM (AIRF.PA) dinyatakan bangkrut.
Avianca sudah mengalami kebangkrutan pada awal 2000-an, kemudian maskapai ini diselamatkan seorang pengusaha minyak kelahiran Bolivia, Jerman bernama Efromovich. Di tangan Efromovich Avianca kembali bangkit secara agresif.
Namun kebangkitan bisnis Avianca turut dibebabani dengan utang yang besar sampai Efromovich dikeluarkan dari maskapai tahun lalu dalam kudeta di ruang rapat yang dipimpin oleh United Airlines Holdings Inc (UAL.O). Namun, Efromovich masih memiliki saham mayoritas di operator.
United akan kehilangan hingga 700 juta dolar AS dalam pinjaman yang terkait dengan Avianca.
Efromovich mengatakan kepada Reuters pada hari Minggu bahwa ia tidak setuju dengan keputusan untuk mengajukan kebangkrutan dan bahwa ia tidak terlibat dalam membuatnya.
Setelah mendepak keluar Efromovich, managemen Avianca mencoba fokus pada reorganisasi pemotongan biaya yang dijuluki "Avianca 21" sebelum krisis corona tiba.
Dalam waktu dekat, Avianca menghadapi pembayaran obligasi sebesar 65 juta dolar AS yang jatuh tempo pada hari Minggu dan para analis menilai Avianca tidak dalam posisi siap melakukan negosiasi.
S&P menurunkan peringkat Avianca ke status CCC pada hari-hari menjelang pembayaran utang.
Asosiasi Penerbangan Sipil Kolombia (ACDAC), sebuah serikat pekerja yang mewakili banyak karyawan Avianca, mengatakan mendukung langkah Avinanca yang menyatakan kebangkrutannya.
Avianca Holdings adalah perusahaan induk maskapai Amerika Latin yang dibentuk pada Februari 2010 oleh penggabungan dua maskapai penerbangan, Avianca dari Kolombia dan TACA Airlines dari El Salvador.
KOMENTAR ANDA