Sebanyak 15 ribu WNI telah kembali ke tanah air melalui penerbangan repatriasi ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta sejak 2 Maret 2020.
Protokol kesehatan diterapkan dengan sangat ketat pada mereka. Hasilnya, pada periode April hingga Mei 2020 terdeteksi 40 WNI dengan hasil rapid test menunjukkan reaktif terhadap Covid-19.
Mereka lantas menjalankan prosedur lanjutan, yaitu mendapat penanganan di RS rujukan. Salah satunya adalah RS Darurat Wisma Atlet.
President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan stakeholder di Bandara Soekarno-Hatta secara ketat mendukung terlaksananya seluruh prosedur, termasuk protokol kesehatan bagi WNI dan WNA yang baru mendarat.
Adapun protokol kesehatan yang dijalankan KKP di bandara mengacu pada Surat Edaran Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kemenkes Nomor 3508/2020 tentang Penetapan Status Karantina Untuk Kapal atau Pesawat yang berasal dari wilayah terjangkit di Indonesia.
“PT Angkasa Pura II mendukung KKP agar protokol kesehatan dapat dijalankan dengan ketat di Soekarno-Hatta. Hal ini merupakan upaya dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 sejak di Soekarno-Hatta sebagai salah satu pintu utama Indonesia,” ujar Muhammad Awaluddin.
Adapun kemudian per 7 Mei 2020, protokol kesehatan kembali diperketat dengan terbitnya Surat Edaran Nomor HK.02.01/MENKES/313/2020 tentang Protokol Kesehatan Penanganan Kepulangan WNI dan Kedatangan WNA dari Luar Negeri di Pintu Masuk Negara dan di Wilayah Pada Situasi Pembatasan Sosial Berskala Besar.
Surat Edaran tersebut mencantumkan detail protokol kesehatan bagi WNI dan WNA yang tiba di Pintu Masuk Utama. Protokol yang dijalankan adalah wawancara terhadap WNI dan WNA, pemeriksaan suhu, tanda dan gejala Covid-19, pemeriksaan saturasi oksigen, hingga pemeriksaan rapid test dan/atau PCR.
Di samping itu, penumpang dari luar negeri juga wajib mengisi kartu kewaspadaan kesehatan (Health Alert Card/HAC) di terminal kedatangan.
“Dijalankannya protokol kesehatan diharapkan dapat menekan terjadinya imported case Covid-19,” demikian Muhammad Awaluddin.
KOMENTAR ANDA