Maskapai penerbangan berbiaya rendah asal Irlandia, Ryanair, berharap dapat memulihkan kembali 40 persen layanan penerbangannya mulai Juli mendatang. Harapan itu muncul karena sejumlah pemerinta di Eropa telah mulai mencabut penguncian nasional atau lockdown.
"Sudah waktunya untuk membuat Eropa terbang lagi, sehingga kita dapat menyatukan kembali teman dan keluarga, memungkinkan orang untuk kembali bekerja dan memulai kembali industri pariwisata Eropa, yang menyediakan jutaan pekerjaan," kata CEO Ryanair Eddie Wilson dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Selasa (12/5).
Saat ini, maskapai tersebut hanya menjalankan sekitar 30 jadwal penerbangan antara Irlandia, Inggris dan sejumlah wilayah di Eropa.
Maskapai ini biasanya mengoperasikan penerbangan murah ke lebih dari 200 tujuan dan memainkan peran penting dalam mendukung industri pariwisata di negara-negara Eropa seperti Spanyol, Portugal, Italia, Yunani dan Perancis.
Namun, memulai kembali operasional penerbangan pasca pandemi virus corona atau Covid-19 bukan perkara yang mudah. Pihak maskapai harus memutar otak untuk membuat penerbangan dengan menekan risiko penularan virus corona.
Sejumlah negara seperti Inggris dan Spanyol juga baru saja mengumumkan rencana baru untuk memberlakukan tindakan karantina terhadap pengunjung internasional. Banyak pelancong akan enggan untuk terbang jika mereka perlu menghabiskan waktu dalam isolasi pada saat kedatangan atau kembali.
Namun pihak Ryanair menyebut bahwa persyaratan Inggris bahwa pelancong internasional mengisolasi diri mereka sendiri selama dua minggu pada saat kedatangan di negara itu memiliki pengecualian bagi orang-orang yang datang dari Irlandia dan Perancis.
"Kami berharap masyarakat akan mengabaikannya," kata perusahaan itu kepada CNN Business.
Selain itu, Ryanair juga mengambil langkah tambahan untuk mengoperasikan kembali penerbangan. Di antaranya adalah melakukan pemeriksaan suhu saat memasuki bandara, mewajibkan penggunaan penutup wajah atau masker setiap saat di terminal dan di pesawat serta melarang antrian toilet di dalam penerbangan.
Selain itu, penumpang yang bepergian ke Uni Eropa pada bulan Juli dan Agustus akan perlu memberikan perincian soal lamanya masa tinggal mereka, dan alamat serta informasi kontak mereka saat berada di luar negeri. Informasi ini akan diberikan kepada pemerintah Uni Eropa untuk membantu mereka memantau kepatuhan dengan peraturan isolasi apa pun.
"Ryanair akan bekerja erat dengan otoritas kesehatan masyarakat untuk memastikan bahwa penerbangannya mematuhi, jika mungkin, dengan langkah-langkah efektif untuk membatasi penyebaran virus corona," kata Wilson.
KOMENTAR ANDA