Maskapai pembawa bendera Hong Kong, Cathay Pacific menyatakan jumlah penumpangnya pada April telah anjlok sebanyak hampir 100 persen karena pandemik virus corona baru.
Dalam sebuah pernyataan pada Jumat (15/5), Cathay mengungkapkan, mereka hanya membawa 13.729 penumpang pada bulan lalu. Itu artinya terjadi penurunan sebanyak 99,6 persen dari tahun sebelumnya.
"Pendapatan kilometer penumpang bulan ini turun 99,3 persen dari tahun sebelumnya," bunyi pernyataan yang diunggah di situs Cathay seperti dimuat Anadolu Agency.
"Faktor muatan penumpang anjlok 62,3 persen menjadi 21,7 persen. Sementara kapasitas, diukur dalam kilometer kursi yang tersedia, menurun 97,3 persen," lanjut maskapai tersebut.
Cathay menjelaskan, dalam empat bulan pertama 2020, jumlah penumpang yang dibawa turun sebanyak 64,4 persen terhadap penurunan 49,9 persen dalam kapasitas dan penurunan 59,1 persen dalam pendapatan kilometer penumpang, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
"Pandemi Covid-19 terus berdampak pada kita dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya,' ujar Kepala Pelanggan dan Komersial Grup Cathay Pacific, Ronald Lam.
"Kami mencatat kerugian yang tidak diaudit sebesar 4,5 miliar dolar Hong Kong pada tingkat layanan penerbangan penuh (Cathay Pacific dan Cathay Dragon) dan prospek keuangan terus menjadi sangat suram untuk setidaknya beberapa bulan mendatang," tambah Lam.
Lam mengaku, ia belum melihat akan adanya perbaikan karena maskapai itu diperkirakan hanya akan mengangkut sekitar 500 penumpang per hari pada Mei. Padahal sebelumnya Cathay biasa mengangkut sekitar 100.000 orang per hari.
"Kami berharap jumlah penumpang rata-rata harian kami akan tetap sekitar 500 pada bulan Mei, dan perjalanan bisnis serta liburan akan tetap sangat terpengaruh di masa mendatang. Secara keseluruhan, kami tidak mengantisipasi kami akan melihat pemulihan yang berarti untuk periode yang diperpanjang," ungkap Lam.
"Ini adalah tantangan terbesar untuk dunia penerbangan yang pernah kami saksikan. Kami mengevaluasi semua aspek bisnis kami untuk memastikan bahwa kami tetap kuat dan kompetitif ketika kami muncul dari krisis ini," imbuhnya.
Analisis terbaru dari Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) menunjukkan, krisis Covid-19 akan menyebabkan pendapatan penumpang maskapai global turun 314 miliar dolar AS pada 2020, turun sebanyak 55 persen dibandingkan 2019.
KOMENTAR ANDA