post image
Air Canada/Net
KOMENTAR

Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau tengah mencari cara yang memungkinkan untuk membantu industri penerbangan di tengah pandemik virus corona baru yang melanda.

Lantaran pada Jumat (15/5), maskapai nasional Air Canada mengumumkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 60 persen dari tenaga kerjanya guna menghemat uang dan juga akan menyesuaikan jadwal penerbangannya.

"Pandemik ini telah memukul sangat keras industri perjalanan dan maskapai penerbangan khususnya," ujar Trudeau dalam briefing press di Otawa pada Sabtu (16/5).

"Itu sebabnya kami akan terus bekerja dengan maskapai, termasuk Air Canada, untuk melihat bagaimana kami dapat membantu lebih banyak lagi," tambahnya seperti dikutip <i>The Star</i>.

Pemerintah Kanada sebelumnya untuk meluncurkan paket stimulus untuk memberikan subsidi upah agar perusahaan tidak melakukan PHK. Baru-baru ini, pemerintah juga mengumumkan pinjaman untuk para pengusaha besar agar bisa bertahan.

Namun ketika ditanya apakah pemerintah bisa mengambil saham ekuitas Air Canada, Trudeau mengelak.

"Interpretasi saya adalah bahwa Air Canada bermain keras dengan pemerintah, menunjukkan bahwa industri ini akan membutuhkan miliaran," ujar Trudeau.

Di sisi lain, Air Canada menjelaskan, pihaknya tidak menggunakan subsidi upah pemerintah dan melakukan PHK karena industri penerbangan tidak akan berjalan normal dalam waktu dekat.

Hal yang sama juga dikatakan oleh seorang dosen di Program Kepemimpinan Penerbangan Global Universitas McGill, John Gradek. Ia mengatakan, mengembalikan permintaan untuk penerbangan kemungkinan akan memakan waktu bertahun-tahun.

Hingga saat ini, Kanada telah mencatatkan jumlah infeksinya hampir mencapai 75.000 dengan angka kematian naik 1,7 persen menjadi 5.595 orang meninggal.


Kini Garuda Indonesia Dipimpin Wamildan Tsani

Sebelumnya

Prediksi Airbus: Asia-Pasifik Butuh 19.500 Pesawat Baru Tahun 2043

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel AviaNews