Nigeria menahan sebuah pesawat yang dioperasikan oleh perusahaan Inggris karena diduga melanggar aturan larangan terbang yang berfungsi untuk membendung penyebaran virus corona baru.
Demikian yang disampaikan oleh Menteri Penerbangan Hadi Sirika pada Minggu (17/5) dalam akun Twitter-nya yang dikutip oleh <i>CGTN</i>.
Sirika menjelaskan, sebuah perusahaan Inggris yang tidak disebutkan telah diberikan persetujuan untuk melakukan operasi kemanusiaan. Namun tertangkap basah melakukan penerbangan komersial.
Saat ini, pesawat tersebut disita, sementara kru sedang diinterogasi dan hukuman maksimum akan dikenakan.
Berdasarkan aturan yang sudah ditetapkan pemerintah, penerbangan penumpang, kecuali untuk repatriasi warga asing dan warga Nigeria dilarang hingga 4 Juni.
Sedangkan penerbangan untuk layanan penting seperti pengiriman pasokan makanan dan peralatan medis tetap diizinkan.
Dari laporan <i>Reuters</i>, jurubicara Kementerian Penerbangan, James Oduadu mengaku pesawat dioperasikan oleh FlairJet. Itu adalah sebuah perusahaan charter swasta Inggris yang merupakan afiliasi dari Flexjet.
"Kami terus bekerja dengan penuh hormat dengan otoritas Nigeria untuk menyelesaikan situasi ini," kata FlairJet dalam sebuah pernyataan.
KOMENTAR ANDA