post image
Awak kabin Emirates gunakan alat pelindung diri saat bertugas di pesawat/Net
KOMENTAR

Pandemik telah mengubah wajah penerbangan. Aturan-aturan baru ditetapkan pihak maskapai untuk memenuhi protokoler keamanan kesehatan.

Di Thailand, kita tidak mendapatkan makanan atau minuman dalam penerbangan dan harus mengenakan masker. Di Malaysia dan Indonesia, pesawat harus setengah kosong demi menjaga jarak aman.  Sementara di Amerika Serikat dan Eropa, maskapai tidak wajib membiarkan kursi tengah dikosongkan, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (19/5).

Langkah-langkah untuk membendung penyebaran virus corona telah mengubah cara orang bepergian, seperti yang ditemukan oleh salah seorang warga Beijing, Feng Xueli. Pria berusia 26 tahun itu mengambil penerbangan domestik pada bulan ini dengan maskapai yang sepenuhnya diizinkan di bawah peraturan pemerintahan China.

"Kami perlu memakai masker selama penerbangan dan tim maskapai menginformasikan, meminta kerja sama kami dengan langkah-langkah anti-virus ini, yang membuat saya sedikit gugup," kata Feng. "Kamu juga harus melalui banyak pemeriksaan suhu dan pemeriksaan keamanan ketika kamu meninggalkan bandara."

Para pelancong, maskapai penerbangan, dan bandara sedang bergulat dengan campur aduk peraturan yang diberlakukan selama pandemi yang akan membuat penerbangan berbeda di hampir setiap negara.

Kepala Asosiasi Maskapai Penerbangan Asia Pasifik, Subhas Menon, mengatakan, saat penerbangan dimulai kembali, semua seperti kehabisan waktu karena banyaknya proses pemeriksaan yang harus dilewati, selain itu masih ada ketakutan laten terhadap perjalanan di tengah pendemik.

"Semua menjadi sedikit terhambat saat kamu bepergian, karena kamu harus melewati beberapa tindakan keamanan."

Perubahan aturan keamanan ini seperti mengingatkan kita pada peristiwa  serangan tahun 2001 di Amerika Serikat, yang akhirnya berdampak pada sistem pemeriksaan keamanan.

“Orang-orang secara global telah memahami persyaratan keamanan yang datang setelah peristiwa 9/11. Kami ingin melihat standardisasi protokol semacam itu,” kata wakil presiden Boeing Mike Delaney, pemimpin Boeing's Confident Travel Initiative.

Layanan dalam pesawat juga berubah. Makanan kelas bisnis, yang pernah menjadi titik penjualan bagi operator premium yang mempekerjakan koki selebriti, telah direduksi menjadi barang-barang yang sudah dikemas sebelumnya di berbagai maskapai termasuk Emirates, Air Canada, dan British Airways.

Otomatisasi juga meningkat, karena operator seperti Qantas Airways Ltd meminta penumpang untuk check in online untuk membatasi kontak dengan staf dan selebaran lainnya.

"Lebih dari sebelumnya, industri ini akan bekerja menuju visi sebuah perjalanan yang sepenuhnya mobile-enabled," kata Sumesh Patel dari penyedia teknologi SITA, yang berharap mendapat manfaat dari tren tersebut.


Kini Garuda Indonesia Dipimpin Wamildan Tsani

Sebelumnya

Prediksi Airbus: Asia-Pasifik Butuh 19.500 Pesawat Baru Tahun 2043

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel AviaNews