post image
Roket buatan SpaceX yang akan angkut dua astronot NASA/Net
KOMENTAR

Tonggak sejarah untuk pengembangan teknologi luar angkasa Amerika Serikat sebentar lagi akan muncul jika NASA dan SpaceX berhasil menerbangkan dua astronot ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Tepatnya pada Rabu (27/5), dua astronot AS, Bob Behnken dan Doug Hurley, akan meluncur di atas kapsul buatan SpaceX. Ini adalah saat yang paling ditunggu-tunggu oleh AS yang selama ini bergantung pada roket Rusia untuk mencapai ruang angkasa sejak 2011.

"Ini adalah momen unik di mana seluruh Amerika dapat mengambil waktu sejenak dan melihat negara kita melakukan sesuatu yang menakjubkan lagi," ujar administrator NASA, Jim Bridenstine seperti dikutip CNA.

Menurut perkiraan Cape Canaveral, 60 persen cuaca pada Rabu akan menguntungkan peluncuran.

Behnken dan Hurley juga sudah terlebih dulu melakukan karantina selama dua pekan sebelum melakukan perjalanan panjang dengan kapsul Crew Dragon yang akan didorong oleh roket Falcon 9. Baik kapsul maupun roket diproduksi oleh SpaceX.

Crew Dragon nantinya akan membawa dua astronot ke ISS yang mengorbit Bumi sekitar 400 kilometer di atas permukaan laut dengan kecepatan sekitar 17.000 mil per jam.

SpaceX sendiri merupakan entitas swasta pertama yang bisa merapatkan kapsul kargonya ke ISS pada 2012. Setelah itu, dua tahun kemudian, NASA menugaskan perusahaan milik Elon Musk tersebut untuk memodifikasi Crew Dragon untuk mengangkut penumpang.

"Crew Dragon, kita meletakkan jendela di atasnya sehingga orang tidak akan melupakannya," ungkap wakil presiden SpaceX, Hans Koenigsmann.

Kapsul Crew Dragon sendiri pernah meledak selama uji coba pada tahun lalu karena terdapat masalah dalam mesin darat dan juga mengembangan parasut.

Namun setelah ribuan pemeriksaan, NASA akhirnya siap untuk menerbangkan dua orang di atas roket seberat 500 ton tersebut.

"Kami tidak pernah merasa nyaman, karena saat itulah anda tidak mencari. Kita akan tetap lapar sampai Bob dan Doug pulang," ujar kepala program kru komersial NASA, Kathy Lueders.

Program NASA untuk pergi ke ruang angkasa sendiri terlambat tiga tahun dari jadwal dan telah menghabiskan 3 miliar dolar AS.

Selain SpaceX, NASA sudah menggandeng Boeing untuk membuat pesawat ruang angkasa bernama Starliner, yang juga tertunda lebih lama.


Kini Garuda Indonesia Dipimpin Wamildan Tsani

Sebelumnya

Prediksi Airbus: Asia-Pasifik Butuh 19.500 Pesawat Baru Tahun 2043

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel AviaNews