Perusahaan pembuat pesawat raksasa Amerika, Boeing mulai memberikan sinyal akan memangkas belasan ribu karyawannya usai mendapat nol pesanan.
Pada Selasa (26/5), jurubicara Serikat Pekerja Masyarakat Teknik Dirgantara Profesional (SPEEA) mengatakan, pihak Boeing telah memberi tahu akan memberikan pemberitahuan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada Jumat (29/5).
SPEEA sendiri merupakan serikat pekerja yang mewakili 17.600 karyawan Boeing.
Sementara itu, dilansir <i>CNA</i>, pada April, Kepala Eksekutif Boeing, Dave Calhoun mengungkapkan, pihaknya mulai mengambil tindakan dengan berencana untuk memangkas sekitar 10 persen dari 160.000 karyawannya diseluruh dunia.
PHK sendiri dilakukan dengan sukarela hingga pergantian alami. SPEEA mengatakan, sekitar 1.300 anggotanya sudah mendaftar untuk PHK sukarela.
Ada pun pengurangan karyawan, dikatakan Calhoun, akan dilakukan di daerah yang paling 'terpapar' atau area di mana kegiatan bisnis menurun secara signifikan.
Puget Sound Business Journal melaporkan sebelumnya bahwa Boeing berencana untuk mem-PHK ribuan pekerja.
Seorang pejabat serikat juga mengkonfirmasi bahwa Boeing telah mengatakan kepada para pemimpin serikat pekerja untuk memangkas antara 15 hingga 20 persen dari keanggotaannya, yang mewakili insinyur dan pekerja teknis di Negara Bagian Washington dan California selatan.
Boeing sendiri merupakan salah satu pihak yang sangat terdampak dari pandemik Covid-19 karena kurangnya permintaan perjalanan.
Bulan lalu saja, Boeing sudah mencatat nol pesanan untuk kedua kalinya pada 2020. Sementara 108 pesanan untuk 737 MAX dibatalkan. Kondisi tersebut adalah yang terburuk sejak 1962 bagi Boeing.
Sebelum pandemik muncul pun, Boeing mulai goyah karena dua kecelakaan fatal yang disebabkan oleh 737 MAX.
KOMENTAR ANDA